STOCKWATCH.ID (NEWYORK) – Harga minyak mentah dunia jatuh terpeleset pada penutupan perdagangan Kamis (4/1/2024) waktu setempat atau Jumat pagi (5/1/2024) WIB. Anjloknya harga komoditas ini dipicu oleh meningkatnya persediaan bahan bakar minyak (BBM) dan distilat di Amerika Serikat.
Data yang dirilis oleh Energy Information Administration (EIA) menjadi sorotan utama, menunjukkan peningkatan yang signifikan dalam stok energi.
Harga minyak mentah berjangka West Texas Intermediate (WTI) untuk pengiriman Februari 2024 ditutup tergerus sebesar 51 sen, atau sekitar 0,7%, menjadi US$72,19 per barel di New York Mercantile Exchange.
Adapun harga minyak mentah berjangka Brent untuk pengiriman Maret 2024 berakhir merosot 66 sen atau sekitar 0,8%, menjadi US$77,59 per barel di London ICE Futures Exchange.
Data yang diumumkan oleh EIA pada hari Kamis menunjukkan kenaikan signifikan dalam persediaan BBM AS, yang naik sebanyak 10,9 juta barel menjadi 237 juta barel. Angka ini mencatat peningkatan tertinggi dalam 30 tahun terakhir. Peningkatan yang cukup mencolok juga terlihat pada persediaan distilat, yang melonjak sebanyak 10,1 juta barel menjadi 125,9 juta barel.