STOCKWATCH.ID (NEWYORK) – Wall Street bergerak beragam pada penutupan perdagangan Selasa (11/2/2025) waktu setempat atau Rabu pagi (12/2/2025) WIB. Investor mencermati pernyataan hati-hati dari Ketua The Fed, Jerome Powell. Sentimen pasar juga dibayangi ketidakpastian akibat kebijakan tarif dagang Amerika Serikat (AS).
Mengutip CNBC International, indeks Dow Jones Industrial Average (DJIA) di Bursa Efek New York, naik 123,24 poin atau 0,28% menjadi 44.593,65. Indeks S&P 500 (SPX) hampir tak berubah, hanya menguat tipis 2,06 poin atau 0,03% ke level 6.068,5. Sementara itu, Indeks komposit Nasdaq (IXIC) yang didominasi saham teknologi, turun 70,41 poin atau 0,36% menuju posisi 19.643,86.
Pasar saham Amerika Serikat bergerak beragam pada perdagangan terbaru. Indeks Dow Jones Industrial Average (DJIA) naik 123,24 poin atau 0,28% menjadi 44.593,65. Sementara itu, Nasdaq justru turun 70,41 poin atau 0,36% menuju posisi 19.643,86. Indeks S&P 500 hampir tak berubah, hanya naik tipis 2,06 poin atau 0,03% ke level 6.068,5.
Saham Apple melonjak lebih dari 2,5% setelah laporan dari The Information menyebutkan bahwa perusahaan tengah bekerja sama dengan Alibaba untuk mengembangkan fitur AI bagi pengguna iPhone di China. Kabar ini membantu meredam tekanan di pasar saham.
Powell, dalam pidatonya di hadapan Komite Perbankan Senat, menegaskan bahwa The Fed tidak perlu terburu-buru menyesuaikan kebijakan moneternya. Ia menyebut ekonomi AS masih dalam kondisi kuat dengan pasar tenaga kerja yang solid. Meski inflasi terus menurun, angkanya masih di atas target 2% yang ditetapkan The Fed.
“Dengan kebijakan moneter yang kini jauh lebih longgar dibanding sebelumnya, serta ekonomi yang tetap kuat, kami tidak perlu tergesa-gesa untuk mengubah kebijakan kami,” ujar Powell.
Pidato Powell muncul di tengah ketidakpastian kebijakan di Washington. Presiden Donald Trump baru saja menandatangani tarif baru untuk semua impor baja dan aluminium ke AS. Uni Eropa langsung merespons dengan ancaman tarif balasan jika AS memperluas kebijakan tersebut ke produk dari negara-negara Eropa.
Investor kini menunggu rilis data inflasi terbaru, yakni laporan indeks harga konsumen (CPI) yang dijadwalkan pada Rabu (12/2) dan indeks harga produsen (PPI) pada Kamis (13/2).
Analis dari CFRA Research, Sam Stovall, menyebut pasar saat ini masih dalam fase menunggu. “Investor sedang mencermati pernyataan Powell dan menanti data CPI besok. Saya percaya bahwa pergerakan pasar selanjutnya lebih bergantung pada pertumbuhan laba perusahaan dibanding ekspektasi kenaikan valuasi saham,” ujarnya.
Stovall juga menambahkan bahwa ada kemungkinan optimisme pasar saat ini hanya efek dari pesanan yang dipercepat sebelum kebijakan tarif Trump diberlakukan. “Pertanyaan besar bagi investor adalah, apakah lonjakan pesanan ini hanya ilusi dari ekonomi yang tampak lebih kuat?” kata dia.