STOCKWATCH.ID (NEWYORK) – Wall Street berakhir beragam pada penutupan perdagangan Kamis (13/6/2024) waktu setempat atau Jumat pagi (14/6/2024) WIB. Indeks S&P 500 dan Nasdaq kembali mencetak rekor penutupan untuk keempat kalinya berturut-turut.
Mengutip CNBC International, Indeks Dow Jones Industrial Average (DJIA) di Bursa Efek New York, AS mengalami penurunan 65,11 poin atau 0,17% menjadi 38.647,10. Sebaliknya, Indeks S&P 500 (SPX), naik 12,71 poin atau 0,23% mencapai 5.433,74. Indeks komposit Nasdaq (IXIC), juga menguat 59,12 poin atau 0,34% menyentuh17.667,56.
Kenaikan S&P 500 dan Nasdaq minggu ini didorong oleh data baru yang menunjukkan tekanan inflasi mungkin mereda. Indeks harga produsen untuk Mei turun 0,2% dibanding bulan sebelumnya, sementara ekonom yang disurvei oleh Dow Jones memperkirakan kenaikan 0,1%. Laporan ini muncul sehari setelah data indeks harga konsumen untuk Mei yang juga lebih rendah dari perkiraan.
Data Kamis ini mengikuti keputusan kebijakan Federal Reserve yang tetap mempertahankan suku bunga. The Fed mencatat adanya kemajuan dalam mengatasi inflasi, tetapi menurunkan ekspektasi pemotongan suku bunga untuk tahun 2024 dari tiga kali menjadi satu kali.
“Kita bisa menghilangkan kemungkinan kenaikan suku bunga dari sini. Itu mendukung valuasi ekuitas dan kredit,” kata Zachary Hill, kepala manajemen portofolio di Horizon Investments. “Ekspektasi dasar kami saat ini adalah pasar ekuitas akan terus naik.”
Saham Broadcom melonjak lebih dari 12% setelah produsen chip ini melampaui ekspektasi kuartal kedua fiskal dan mengumumkan pemecahan saham 10-untuk-1. Sebaliknya, saham Dave & Buster’s Entertainment turun hampir 11% setelah pendapatan kuartal pertama perusahaan tersebut meleset dari perkiraan.
Beberapa saham yang mencatatkan penurunan signifikan di S&P 500 adalah Generac yang turun 4,6% dan Paramount Global yang merosot 6,9%. Paramount Global turun setelah National Amusements membatalkan diskusi dengan Skydance mengenai merger yang diusulkan. Saham Salesforce dan Amazon masing-masing turun 2,9% dan 1,6%, berkontribusi pada penurunan Dow.
Pasar saham menunjukkan kekuatan di tengah data inflasi yang menyejukkan dan kebijakan moneter yang stabil. Sementara beberapa saham mengalami penurunan, banyak yang terus menunjukkan performa kuat, mencerminkan optimisme investor terhadap prospek ekonomi yang lebih baik.