Jumat, September 26, 2025
28.4 C
Jakarta

Wall Street Melemah Dua Hari Beruntun, Investor Ramai-Ramai Lepas Saham AI

STOCKWATCH.ID (NEWYORK) – Wall Street kembali tergelincir pada perdagangan hari Rabu (24/9/2025) waktu setempat atau Kamis pagi (25/9/2025) WIB). Investor masih ramai menjual saham-saham teknologi besar yang terkait kecerdasan buatan.

Mengutip CNBC International, indeks Dow Jones Industrial Average (DJIA) di Bursa Efek New York tertekan 171,5 poin atau 0,37% menjadi 46.121,28. Indeks S&P 500 (SPX) tergelincir 18,95 poin atau 0,28% mencapai 6.637,97. Sementara itu, indeks komposit Nasdaq (IXIC) yang didominasi saham teknologi, melemah 75,61 poin atau 0,34% ke posisi 22.497,85.

Tekanan terbesar datang dari Nvidia dan Oracle. Saham Nvidia tergelincir hampir 1% setelah sebelumnya juga melemah pada Selasa. Kekhawatiran soal prospek industri AI yang dinilai terlalu berputar-putar membuat investor semakin ragu.

Awal pekan ini, Nvidia mengumumkan kerja sama senilai US$100 miliar dengan OpenAI. Namun, kabar itu tidak cukup mendorong kepercayaan pasar. Oracle juga ikut jatuh hampir 2% untuk hari kedua berturut-turut.

Koreksi Nasdaq sempat tertahan berkat lonjakan saham Intel yang terbang lebih dari 6%. Bloomberg melaporkan, mengutip sumber, Apple tengah mempertimbangkan investasi ke Intel. Kabar ini muncul hanya beberapa hari setelah Nvidia menyatakan akan menanamkan US$5 miliar ke perusahaan tersebut.

Di sisi lain, saham Micron Technology melemah hampir 3%. Laporan kinerja dan proyeksi perusahaan dinilai tidak mampu mengesankan pasar. Sentimen itu kembali menegaskan keraguan investor terhadap reli saham AI.

Sehari sebelumnya, S&P 500 juga ditutup melemah setelah tiga hari reli. Indeks itu sempat menyentuh rekor intraday baru pada Senin, namun kekhawatiran pada valuasi saham teknologi langsung menahan laju pasar.

Ketua Federal Reserve Jerome Powell ikut menyoroti hal ini. Ia menegaskan dalam konferensi pers Selasa bahwa valuasi pasar saat ini sudah cukup tinggi.

Jay Hatfield, CEO Infrastructure Capital Advisors, menilai kondisi ini wajar. “Tech mungkin sudah sedikit berlebihan,” ujarnya kepada CNBC. Ia menambahkan, “tidak ada alasan untuk terlalu optimistis. Saya tidak mengatakan tidak ada yang akan menggunakan AI dan dunia akan berakhir, tapi ini jelas masalah valuasi.”

Hatfield memperingatkan pelemahan bisa berlangsung beberapa hari ke depan. Ia menyebut ada faktor musiman yang juga menekan pasar. Meski begitu, S&P 500 masih naik hampir 3% sepanjang bulan ini. Angka ini jauh lebih baik dibanding rata-rata penurunan 4,2% pada September dalam lima tahun terakhir.

Artikel Terkait

Bursa Jepang Cetak Rekor Tertinggi, Sementara Asia Bergerak Beragam

STOCKWATCH.ID (TOKYO) – Bursa saham Asia-Pasifik bergerak beragam pada...

Bursa Eropa Melemah Usai Powell Bilang Saham Terlalu Mahal, Renk Malah Naik 8%

STOCKWATCH.ID (LONDON) – Bursa saham Eropa ditutup melemah pada...

Bursa Asia Ditutup Bervariasi, Powell Bikin Investor Waswas

STOCKWATCH.ID (TOKYO) – Bursa saham Asia-Pasifik bergerak bervariasi pada...

TINGGALKAN KOMENTAR

Silakan masukkan komentar anda!
Silakan masukkan nama Anda di sini

Populer 7 Hari

Berita Terbaru