Rabu, November 12, 2025
26.5 C
Jakarta

Wall Street Melemah, Pasar Masih Dibayangi Ketidakpastian Ekonomi

STOCKWATCH.ID (NEWYORK) – Wall Street berakhir melemah pada penutupan perdagangan Kamis (20/3/2025) waktu setempat atau Jumat pagi (21/3/2025) WIB. Investor masih dihantui ketidakpastian ekonomi setelah pertemuan terakhir Federal Reserve. Indeks utama gagal mempertahankan momentum pemulihan yang sempat terjadi sehari sebelumnya.

Mengutip CNBC International, indeks Dow Jones Industrial Average (DJIA) di Bursa Efek New York) turun tipis 11,31 poin atau 0,03% menjadi 41.953,32. Indeks S&P 500 (SPX) 500 turun 12,4 poin atau 0,22% menyentuh 5.662,89. Sementara itu, Indeks komposit Nasdaq (IXIC) yang didominasi saham teknologi, melemah 59,16 poin atau 0,33% mencapai 17.691,63.

Di luar indeks utama, saham Accenture anjlok lebih dari 7%. Perusahaan konsultan ini mengungkapkan dalam laporan keuangan kuartal keduanya bahwa bisnis layanan federal mereka kehilangan beberapa kontrak dengan pemerintah akibat kebijakan pemangkasan anggaran di bawah administrasi Trump.

Pelemahan ini terjadi sehari setelah The Fed mempertahankan suku bunga dan memperkirakan dua kali pemangkasan suku bunga pada 2025. Ketua The Fed, Jerome Powell, menyoroti tarif impor sebagai salah satu faktor yang dapat menekan ekonomi, terutama bagi konsumen.

Bank sentral juga merevisi proyeksi inflasi menjadi lebih tinggi dan menurunkan perkiraan pertumbuhan ekonomi AS. Para pelaku pasar kini menunggu keputusan lebih lanjut terkait tarif yang akan diterapkan oleh pemerintahan Trump. Salah satu kebijakan yang diawasi ketat adalah berakhirnya pengecualian tarif untuk beberapa impor dari Kanada dan Meksiko pada 2 April mendatang.

“Bull market tidak mati karena usia. Mereka mati karena ketakutan, dan ketakutan terbesar adalah resesi,” kata Sam Stovall, Kepala Strategi Investasi CFRA Research. “Kita mungkin belum menuju resesi, tapi dengan adanya tarif ini, kita benar-benar belum tahu apa yang akan terjadi.”

Sebelumnya, indeks saham sempat menguat setelah keputusan kebijakan The Fed pada Rabu. Namun, S&P 500 yang pekan lalu sempat masuk ke zona koreksi, masih berada hampir 8% di bawah rekor tertingginya pada Februari. Dalam sebulan terakhir, indeks ini sudah turun lebih dari 7%.

- Advertisement -

Artikel Terkait

Bursa Saham Asia Tutup Bervariasi, Sony Untung Besar dan Xpeng Terbang 17%

STOCKWATCH.ID (TOKYO) – Bursa saham Asia-Pasifik berakhir bervariasi pada...

Wall Street Melonjak, Nasdaq Naik 2% Usai Sinyal Akhir Penutupan Pemerintah AS

STOCKWATCH.ID (NEW YORK) – Bursa saham Wall Street ditutup...

Bursa Eropa Kompak Menguat, Kabar Baik dari AS Bikin Investor Kembali Pede!

STOCKWATCH.ID (LONDON) – Bursa saham Eropa kompak menguat pada...

TINGGALKAN KOMENTAR

Silakan masukkan komentar anda!
Silakan masukkan nama Anda di sini

Populer 7 Hari

Berita Terbaru