Rabu, Agustus 6, 2025
34.7 C
Jakarta

Wall Street Melempem Gegara Saham Nvidia Anjlok, Pasar Tunggu Data Penjualan Ritel

STOCKWATCH.ID (NEWYORK) – Wall Street kembali melemah pada penutupan perdagangan Selasa (15/4/2025) waktu setempat atau Rabu pagi (16/4/2025) WIB. Kenaikan ini didorong oleh lonjakan saham-saham teknologi. Penurunan ini terjadi karena investor menanti data penting soal penjualan ritel dan deretan laporan keuangan emiten besar.

Mengutip CNBC International, indeks Dow Jones Industrial Average (DJIA) di Bursa Efek New York) turun 155,83 poin atau 0,38% menjadi 40.368,96. Indeks S&P 500 (SPX) 500 tergelincir 9,34 poin atau 0,17% ke posisi 5.396,63. Sementara itu, Indeks komposit Nasdaq (IXIC) yang didominasi saham teknologi, terkoreksi tipis 8,32 poin atau 0,05% dan berakhir di level 16.823,17.

Kontrak berjangka Dow Jones turun 159 poin atau 0,4%. Sementara itu, S&P 500 futures dan Nasdaq 100 futures masing-masing turun 0,8% dan 1,2%.

Saham Nvidia anjlok lebih dari 6% dalam perdagangan setelah jam bursa. Penurunan ini terjadi usai perusahaan chip raksasa itu mengumumkan akan mencatat beban kuartalan sebesar US$5,5 miliar. Biaya itu terkait pembatasan ekspor chip H20 ke China dan beberapa negara lainnya.

Koreksi Nvidia ini memperberat sentimen yang memang sudah hati-hati sejak awal pekan.

Pergerakan ini menandai jeda sejenak dari tren naik yang sebelumnya sempat muncul. Pasar saham AS masih berfluktuasi sejak pemerintah Trump mengumumkan tarif “resiprokal” pada awal April lalu. Sejak pengumuman itu, Dow dan Nasdaq sudah turun sekitar 4,4%, sedangkan S&P 500 melemah 4,8%.

Penasehat ekonomi utama Allianz, Mohamed El-Erian, menyarankan agar investor tidak terlena dengan ketenangan pasar yang sementara ini terjadi.

“Secara fundamental, masalah belum terselesaikan. Permainan saling tunggu antara China dan AS masih berlangsung, dan negara lain pun masih mencari cara untuk menyikapinya. Begitu juga antara pemerintah dan Federal Reserve,” kata El-Erian kepada CNBC dalam program Closing Bell: Overtime.

“Jadi, nikmati ketenangannya, tapi jangan terbiasa. Saya curiga volatilitas akan kembali muncul,” lanjutnya.

Hari Rabu pagi waktu AS akan menjadi momen penting lain bagi pasar. Data penjualan ritel untuk bulan Maret akan dirilis, dan diperkirakan naik 1,2%, lebih tinggi dari kenaikan 0,2% di Februari.

Data ini menjadi sorotan di tengah kekhawatiran konsumen terhadap inflasi dan kondisi ekonomi. Selain itu, pelaku pasar juga menantikan data produksi industri dan manufaktur.

Rabu juga akan diwarnai laporan keuangan dari sejumlah perusahaan besar seperti Travelers, U.S. Bancorp, Abbott Labs, ASML, dan Citizens Financial. Investor akan mengamati apakah hasil mereka mampu mengangkat sentimen pasar yang saat ini sedang lesu.

Artikel Terkait

Wall Street Merah Lagi, Ancaman Tarif dan Data Ekonomi Tekan Pasar!

STOCKWATCH.ID (NEWYORK) – Wall Street kompak ditutup melemah pada perdagangan...

Saham Chip Eropa Merosot Usai Trump Ancam Tarif Baru

STOCKWATCH.ID (LONDON) – Bursa saham Eropa ditutup menguat tipis...

Bursa Asia Naik, Meski Trump Ancam Naikkan Tarif Impor India

STOCKWATCH.ID (TOKYO) – Bursa saham Asia-Pasifik ditutup menguat pada...

TINGGALKAN KOMENTAR

Silakan masukkan komentar anda!
Silakan masukkan nama Anda di sini

Populer 7 Hari

Berita Terbaru