STOCKWATCH.ID (NEWYORK) – Wall Street menguat tajam pada penutupan perdagangan hari Selasa (24/6/2025) atau Rabu (25/6/2025) WIB). Lonjakan ini terjadi setelah investor semakin yakin gencatan senjata antara Iran dan Israel akan bertahan.
Mengutip CNBC International, indeks Dow Jones Industrial Average (DJIA) di Bursa Efek New York) naik 507,24 poin atau 1,19% ke posisi 43.089,02. Indeks S&P 500 (SPX) 500 melonjak 67,01 poin atau 1,11% ke level 6.092,18. Sementara itu, indeks komposit Nasdaq (IXIC) yang didominasi saham teknologi, menguat 281,56 poin atau 1,43% menjadi 19.912,53.
Saham-saham teknologi menjadi pendorong utama. Broadcom dan Nvidia masing-masing naik hampir 4% dan 2,6% seiring minat investor terhadap aset berisiko kembali menguat.
Di sisi lain, harga minyak kembali anjlok tajam untuk hari kedua berturut-turut. Harga minyak mentah AS turun 6%, sedangkan Brent sebagai acuan global melemah 6,1%. Sehari sebelumnya, minyak mentah AS telah merosot lebih dari 7%.
Penurunan harga minyak turut mendorong saham maskapai penerbangan. Saham United Airlines dan Delta naik lebih dari 2%.
Kondisi pasar mencerminkan harapan bahwa konflik Timur Tengah tidak akan memburuk. Presiden Donald Trump menyatakan di platform Truth Social bahwa “ISRAEL tidak akan menyerang Iran” dan menegaskan gencatan senjata masih berlaku.
Trump juga menyatakan kecewa terhadap kedua belah pihak karena saling melanggar kesepakatan. Israel menuduh Iran meluncurkan rudal, sementara Iran membantah. Di sisi lain, Israel menyebut radar militer di dekat Teheran telah diserang.
Jon Brager, Manajer Portofolio di Palmer Square Capital Management, menjelaskan bahwa reaksi pasar positif karena keterlibatan AS yang cepat dan terbatas serta respons Iran yang dianggap lemah.
“Jadi meskipun gencatan senjata ini mungkin masih akan diwarnai insiden kecil, pasar menilai risiko konflik besar sudah lewat. Fokus kini beralih ke tarif dan kebijakan fiskal,” ujarnya.
Penguatan Wall Street pada Selasa memperpanjang tren kenaikan sejak awal pekan. Pada Senin, indeks utama sudah melesat setelah Kementerian Pertahanan Qatar mengonfirmasi sistem pertahanannya berhasil mencegat serangan balasan Iran ke pangkalan militer AS.
Secara mingguan, indeks utama telah menguat lebih dari 2%.
Selain geopolitik, perhatian pasar juga tertuju pada pernyataan Ketua The Fed Jerome Powell di hadapan Komite Jasa Keuangan DPR AS. Powell menegaskan bank sentral belum akan buru-buru menurunkan suku bunga.
Ia menyatakan The Fed akan menunggu dampak dari tarif baru yang diberlakukan oleh Presiden Trump terhadap perekonomian sebelum mengambil kebijakan lanjutan.
Kehadiran Powell di Capitol Hill terjadi di tengah tekanan dari Gedung Putih agar The Fed segera memangkas suku bunga. Dua pejabat The Fed sebelumnya juga menyatakan terbuka untuk penurunan suku bunga paling cepat pada Juli.