STOCKWATCH.ID (NEWYORK) – Setelah tiga hari mengalami keterpurukan, bursa saham Wall Street kembali mencatatkan kenaikan yang signifikan pada penutupan perdagangan Selasa (6/8/2024) waktu setempat atau Rabu pagi (7/8/2024) WIB. Pasar saham Amerika Serikat (AS0 itu menunjukkan tanda-tanda pemulihan yang kuat.
Mengutip CNBC International, Indeks Dow Jones Industrial Average (DJIA) di Bursa Efek New York, AS melesat 294,39 poin atau 0,76% menjadi 38.997,66. Setali tiga uang, Indeks S&P 500 (SPX) menguat 53,70 poin atau 1,04% mencapai 5.240,03. Hal senada juga terjadi pada Indeks komposit Nasdaq (IXIC) mencatat kenaikan 166,77 poin atau 1,03% menyentuh 16.366,85. Ketiga indeks utama ini berhasil mengakhiri rentetan penurunan selama tiga hari berturut-turut.
Seluruh 11 sektor di indeks pasar luas mengalami kenaikan. Saham-saham teknologi besar yang sebelumnya anjlok pada hari Senin berhasil bangkit kembali. Nvidia mendaki 3,8%, sedangkan Meta Platforms melejit 3,9%.
Pemulihan saham Jepang juga memberikan sentimen positif bagi investor. Nikkei 225 mencatatkan kenaikan 10,2%, hari terbaiknya sejak Oktober 2008, setelah sehari sebelumnya mengalami penurunan 12,4%, yang terburuk sejak 1987.
Meski demikian, volatilitas pasar diperkirakan tetap tinggi karena gejolak dalam perdagangan yen. Ross Mayfield, ahli strategi investasi di Baird, mengatakan bahwa meskipun mungkin ada tekanan lebih lanjut dalam beberapa minggu mendatang, kekhawatiran terhadap pertumbuhan ekonomi dinilai berlebihan.
Mayfield juga menambahkan bahwa pasar tenaga kerja masih cukup sehat meskipun ada sedikit pendinginan, dan indikator ekonomi lainnya masih terlihat kuat. “Meskipun volatilitas pasar bisa terus berlanjut, saya kurang khawatir tentang fundamental yang mendasarinya,” ujarnya.
Kenaikan ini terjadi setelah penurunan tajam pada perdagangan hari Senin akibat kekhawatiran terhadap kondisi ekonomi. Indeks Dow turun 1.033,99 poin atau 2,6%, sedangkan S&P 500 merosot 3%. Kedua indeks ini mencatatkan sesi terburuk mereka sejak September 2022. Nasdaq Composite juga kehilangan 3,4%.
Pelepasan besar-besaran dalam perdagangan yen turut berkontribusi terhadap volatilitas ini. Bank of Japan minggu lalu menaikkan suku bunga, menyebabkan kenaikan yen. Hal ini mempengaruhi praktik investor yang meminjam dalam mata uang yang lebih murah untuk membeli aset global lainnya. Namun, yen kembali melemah pada hari Selasa setelah lonjakan tajam yang menambah kekhawatiran terhadap perdagangan tersebut.