STOCKWATCH.ID (NEWYORK) – Wall Street menguat pada penutupan perdagangan Rabu (23/4/2025) waktu setempat atau Kamis pagi (24/4/2025) WIB. Kabar soal meredanya tensi dagang antara AS dan China jadi pemicu utama reli pasar.
Mengutip CNBC International, indeks Dow Jones Industrial Average (DJIA) di Bursa Efek New York) naik 419,59 poin atau 1,07% ke level 39.606,57. Indeks S&P 500 (SPX) 500 menguat 88,1 poin atau 1,67% ke posisi 5.375,86.. Sementara itu, Indeks komposit Nasdaq (IXIC) yang didominasi saham teknologi, mencatat kenaikan paling tinggi, melesat 407,63 poin atau 2,5% ke level 16.708,05.
Tiga indeks utama itu kompak mencatatkan kenaikan dua hari berturut-turut. Namun, penguatannya tak sekuat di awal sesi. Dow sempat melejit lebih dari 1.100 poin di pagi hari. S&P 500 juga sempat naik 3,44% sebelum terkoreksi jelang penutupan.
Pasar menyambut pernyataan terbaru dari Presiden AS, Donald Trump, yang membuka peluang pendekatan baru dalam hubungan dagang dengan China. Ia menyebut tarif 145% atas produk impor asal China “sangat tinggi” dan akan diturunkan.
“Tidak, itu tidak akan setinggi itu. Itu akan turun secara substansial. Tapi tidak akan 0%,” kata Trump.
Pernyataan ini dianggap sebagai sinyal positif bahwa tekanan tarif mungkin akan dikurangi. Menteri Keuangan AS, Scott Bessent, juga menyebut peluang kesepakatan besar bisa saja terjadi.
“Kalau mereka ingin menyeimbangkan perdagangan, mari kita lakukan bersama,” ujarnya.
Pasar langsung merespons kabar ini dengan optimisme. Saham-saham yang punya eksposur besar ke China, termasuk Apple dan Nvidia, ikut terdongkrak. Saham Apple naik lebih dari 2%, sedangkan Nvidia menguat lebih dari 3%.
Saham Tesla bahkan melonjak 5% usai CEO Elon Musk menyatakan akan mulai mengurangi keterlibatannya dalam “Departemen Efisiensi Pemerintahan” bentukan Trump mulai bulan depan.
Komentar Trump soal Ketua Federal Reserve juga ikut menenangkan investor. Ia menegaskan tidak berencana memecat Jerome Powell sebelum masa jabatannya berakhir pada Mei 2026.
“Saya tidak berniat memecat Powell,” ujar Trump. Padahal, sebelumnya Trump sempat menyebut Powell sebagai “pecundang besar” dan menuntut penurunan suku bunga secepatnya.
Menurut Keith Buchanan, manajer portofolio di Globalt Investments, pasar memang sudah lama menanti sinyal seperti ini.
“Itulah yang memang diinginkan pasar — setidaknya ada tanda-tanda ketegangan AS-China mulai mereda,” katanya. “Pasar merasa lega, meskipun ini belum titik akhir.”
Laporan dari The Wall Street Journal menyebut pemerintah AS juga tengah mempertimbangkan untuk menurunkan tarif China ke kisaran 50%–65%. Namun, seorang pejabat Gedung Putih mengatakan, hal itu hanya mungkin dilakukan jika China juga menurunkan hambatan perdagangannya.