Rabu, Agustus 6, 2025
32.2 C
Jakarta

Wall Street Rontok! Dow Anjlok 769 Poin Gara-Gara Serangan Israel ke Iran

STOCKWATCH.ID (NEWYORK) – Wall Street ambruk pada penutupan perdagangan Jumat (13/6/2025) waktu setempat atau Sabtu pagi (14/6/2025) WIB. Penurunan ini terjadi setelah Israel meluncurkan serangan udara besar-besaran ke Iran. Ketegangan geopolitik yang semakin memanas membuat investor buru-buru menjauh dari aset berisiko.

Mengutip CNBC International, indeks Dow Jones Industrial Average (DJIA) di Bursa Efek New York) turun 769,83 poin atau 1,79% menjadi 42.197,79. Indeks S&P 500 (SPX) 500 melemah 1,13% atau 68,29 poin ke posisi 5.976,97. Sementara itu, indeks komposit Nasdaq (IXIC) yang didominasi saham teknologi, turun 1,30% atau 255,66 dan berakhir di level 19.406,83.

Aksi jual sudah dimulai sejak Kamis malam waktu setempat, tak lama setelah Menteri Pertahanan Israel, Israel Katz, menyatakan status darurat khusus menyusul serangan Israel ke wilayah Iran.

Menurut dua pejabat Amerika Serikat yang dikutip NBC News, tidak ada keterlibatan atau bantuan dari pihak AS dalam serangan tersebut.

Situasi semakin memanas pada Jumat setelah militer Israel mengatakan bahwa Iran membalas dengan meluncurkan rudal ke wilayah Israel. Televisi pemerintah Iran juga menyebut Teheran tidak akan ikut serta dalam putaran ke-6 negosiasi nuklir dengan AS yang dijadwalkan akhir pekan ini.

Ketegangan ini langsung mengerek harga minyak. Kontrak Brent dan West Texas Intermediate (WTI) sama-sama melonjak lebih dari 7%. WTI sempat mendekati US$74 per barel. Harga emas juga ikut naik mendekati level tertinggi dalam dua bulan karena investor mencari aset aman.

Saham energi dan pertahanan melonjak. Exxon naik 2%, sedangkan Lockheed Martin dan RTX masing-masing melesat lebih dari 3%.

Sebaliknya, saham teknologi seperti Nvidia dan sejumlah saham unggulan lain yang sempat memimpin reli sejak April, justru tertekan. Investor tampak menghindari risiko.

“Konflik ini menambah beban baru ke daftar kekhawatiran pasar yang sudah cukup panjang. Kalau harga minyak terus tinggi, itu bisa berdampak cepat ke angka inflasi,” ujar Mark Malek, Chief Investment Officer di Siebert Financial.

Di tengah ketegangan yang meningkat, Presiden AS Donald Trump ikut angkat bicara lewat media sosial Truth Social. Dalam unggahannya, ia memperingatkan Iran untuk segera bernegosiasi.

“Sudah banyak korban jiwa dan kehancuran, tapi masih ada waktu untuk menghentikan pembantaian ini sebelum serangan berikutnya yang lebih brutal terjadi. Iran harus membuat kesepakatan, sebelum semuanya terlambat,” tulis Trump.

Trump juga menyebut telah memberi Iran “kesempatan kedua” untuk menyepakati kesepakatan nuklir. “Dua bulan lalu saya beri ultimatum 60 hari untuk membuat kesepakatan. Mereka seharusnya melakukannya! Hari ini adalah hari ke-61,” tambahnya.

Dari sisi domestik, survei University of Michigan yang dirilis Jumat menunjukkan sentimen konsumen AS meningkat. Indeks Sentimen Konsumen naik menjadi 60,5 pada Juni, jauh di atas perkiraan Dow Jones di angka 54 dan naik 15,9% dibanding bulan lalu.

Namun, data positif ini tak mampu menahan kejatuhan pasar. Sepanjang pekan, S&P 500 terkoreksi 0,4%, Nasdaq turun 0,6%, dan Dow anjlok 1,3%.

Artikel Terkait

Wall Street Merah Lagi, Ancaman Tarif dan Data Ekonomi Tekan Pasar!

STOCKWATCH.ID (NEWYORK) – Wall Street kompak ditutup melemah pada perdagangan...

Saham Chip Eropa Merosot Usai Trump Ancam Tarif Baru

STOCKWATCH.ID (LONDON) – Bursa saham Eropa ditutup menguat tipis...

Bursa Asia Naik, Meski Trump Ancam Naikkan Tarif Impor India

STOCKWATCH.ID (TOKYO) – Bursa saham Asia-Pasifik ditutup menguat pada...

TINGGALKAN KOMENTAR

Silakan masukkan komentar anda!
Silakan masukkan nama Anda di sini

Populer 7 Hari

Berita Terbaru