Kamis, Agustus 7, 2025
27.7 C
Jakarta

Wall Street Terjun Bebas, Dow Jones Longsor Parah Hampir 400 Poin

STOCKWATCH.ID (NEWYORK) – Wall Street terjun bebas pada penutupan perdagangan Selasa (2/4/2024) waktu setempat atau Rabu pagi (3/4/2024) WIB. Kejatuhan Bursa Saham Amerika Serikat (AS) itu seiring dengan kenaikan imbal hasil obligasi dan berkurangnya ekspektasi bahwa Federal Reserve akan menurunkan suku bunga pada bulan Juni.

Mengutip CNBC International, Indeks Dow Jones Industrial Average (DJIA) di Bursa Efek New York, AS ditutup turun sebanyak 396,61 poin atau 1% menjadi 39.170,24. Nasib serupa terjadi pada indeks S&P 500 (SPX) yang mengalami kemerosotan 37,96 poin atau 0,72% menjadi 5.205,81. Senasib, indeks komposit Nasdaq (IXIC) juga longsor sebesar 156,38 poin atau  0,95% menjadi 16.240,45. Ini merupakan hari terburuk sejak 5 Maret untuk Dow Jones dan S&P 500.

Awal kuartal kedua menantang bagi pasar saham, dengan data inflasi yang tetap tinggi pada akhir pekan lalu dan data ekonomi yang kuat pada hari Senin. Hal ini mengakibatkan kenaikan imbal hasil obligasi dan mengurangi kemungkinan Federal Reserve akan menurunkan suku bunga pada bulan Juni. Pada hari Selasa, saham-saham mengalami tekanan lebih lanjut karena imbal hasil obligasi 10-tahun melonjak ke level tertinggi sejak 28 November. Selain itu, harga minyak juga naik ke level tertinggi yang terakhir kali terlihat lima bulan lalu.

Pada hari Selasa, saham Tesla turun sebesar 4,9% setelah mengumumkan hasil pengiriman kuartal pertama yang mengecewakan. Sementara itu, perusahaan teknologi besar seperti Nvidia, Alphabet, dan Microsoft juga mengalami penurunan pada penutupan hari tersebut.

S&P 500 mencatat kenaikan sebesar 10% selama kuartal pertama, menciptakan awal tahun terbaik sejak 2019. Investor berharap inflasi akan turun sehingga bisa mendorong Federal Reserve memulai pemotongan suku bunga, sementara pertumbuhan ekonomi terus berlanjut. Nasdaq mengalami kenaikan sebesar 9% selama kuartal pertama, didorong oleh lonjakan saham-saham terkait kecerdasan buatan seperti Nvidia..

Kerugian pasar pada hari Selasa terjadi setelah indeks harga konsumen inti personal consumption expenditures (PCE) bulan Februari yang dirilis pada Jumat lalu menunjukkan kenaikan tahunan sebesar 2,8%, masih jauh dari target inflasi 2% dari Fed. Pada hari Senin, indeks manufaktur Institute for Supply Management menunjukkan ekspansi untuk pertama kalinya sejak September 2022.

Presiden Federal Reserve Regional, Mary Daly dari San Francisco dan Loretta Mester dari Cleveland, keduanya mengatakan pada hari Selasa bahwa mereka memperkirakan pemangkasan suku bunga tahun ini tetapi tidak mengharapkan akan mulai mengendur dalam waktu dekat. Kemungkinan pemotongan suku bunga pada bulan Juni berdasarkan perdagangan berjangka Fed sekarang turun menjadi sekitar 63%, dari sebelumnya 70% seminggu yang lalu. Pertanyaannya sekarang adalah apakah momentum awal tahun 2024 dapat terus berlanjut jika Fed tetap mempertahankan suku bunga.

Artikel Terkait

Semester I 2025, Penumpang Internasional Tercatat 9,7 Juta Orang, Naik 9,11%

STOCKWATCH.ID (JAKARTA) – Badan Pusat Statistik (BPS) menyampaikan jumlah...

Tarif AS Bikin Geger! Bursa Saham Eropa Langsung Merosot

STOCKWATCH.ID (LONDON) – Bursa saham Eropa melemah pada penutupan...

Bursa Eropa Kompak Melemah, Saham Pertahanan Justru Meledak 13%!

STOCKWATCH.ID (LONDON) – Bursa saham Eropa melemah pada penutupan...

TINGGALKAN KOMENTAR

Silakan masukkan komentar anda!
Silakan masukkan nama Anda di sini

Populer 7 Hari

Berita Terbaru