STOCKWATCH.ID (JAKARTA) – PT XL Axiata Tbk (EXCL) dan PT Smartfren Telecom Tbk (FREN) sepakat untuk bergabung menjadi satu perusahaan. Setelah merger selesai, perusahaan ini akan berganti nama menjadi PT XLSmart Telecom Sejahtera Tbk (XLSmart).
Ranty Astari Rachman, Corporate Secretary XL Axiata, membocorkan daftar calon anggota direksi XLSmart. Sejumlah nama profesional telah diusulkan untuk mengisi posisi penting dalam manajemen perusahaan.
Rajeev Sethi diusulkan sebagai Presiden Direktur. Sementara itu, posisi direktur diusulkan diisi oleh Antony Susilo, David Arcelus Oses, Feiruz Ikhwan Andrijanto Muljono, Yessie D. Yosetya, Shurish Subramaniam, Merza Fachys, dan Jeremiah Ratadhi Setiadharma.
Namun, daftar ini belum final. “Nama-nama ini masih dapat berubah sebelum RUPSLB Perseroan atau bahkan selama penyelenggaraan RUPSLB,” ujar Ranty dalam keterbukaan informasi di Bursa Efek Indonesia, Jumat (17/1/2025).
Di tengah persiapan merger, XL Axiata juga menghadapi dinamika internal. Empat direktur perseroan telah mengajukan pengunduran diri. Meski begitu, Ranty memastikan bahwa hal ini tidak akan menimbulkan kekosongan posisi di direksi selama proses merger berlangsung.
“Perlu digaris bawahi bahwa anggota Direksi yang mengajukan pengunduran diri berkomitmen untuk tetap menjalankan perannya sebagai anggota Direksi hingga pengunduran diri berlaku efektif,” jelas Ranty. Ia juga memastikan jika terjadi kekosongan, perusahaan akan segera mengangkat pengganti sesuai Anggaran Dasar dan Peraturan OJK No. 33/POJK.04/2014.
Terkait dampak pengunduran diri terhadap merger, Ranty menegaskan tidak ada kendala. “Proses rencana merger tidak terdampak dengan adanya penyampaian pengunduran diri 4 Direktur Perseroan tersebut karena anggota Direksi yang mengajukan pengunduran diri berkomitmen untuk tetap menjalankan perannya sebagai anggota Direksi hingga pengunduran diri berlaku efektif,” pungkasnya.
Sebagai informasi, Presiden Direktur XL Axiata, Dian Siswarini, termasuk dalam daftar yang mengundurkan diri. Surat pengunduran dirinya diterima pada 3 Desember 2024 dengan alasan pribadi. Dua direktur lainnya, Rico Usthavia Frans dan I Gede Darmayusa, juga mundur pada 7 Januari 2025 dengan alasan yang sama.