STOCKWATCH.ID (JAKARTA) – PT Sinergi Inti Andalan Prima Tbk (Sinergy Networks/INET) telah mengantongi pernyataan efektif dari Otoritas Jasa Keuangan (OJK) untuk melaksanakan penawaran umum perdana saham atau initial public offering (IPO) di Bursa Efek Indonesia (BEI).
Menurut manajemen Sinergy Networks, setelah mendapatkan pernyataan efektif dari OJK pada 12 Juli 2023, Perseroan melaksanakan IPO saham yang mulai dibuka pada 13-17 Juli 2023. Dilanjutkan dengan pencatatan efek di lantai bursa pada 20 Juli 2023.
Emiten berkode saham INET tersebut membidik dana maksimal Rp151,50 miliar dari pelepasan sebanyak-banyaknya 20% saham ke publik, dari modal ditempatkan dan disetor penuh setelah IPO atau maksimal 1,5 miliar saham biasa dengan harga pelaksanaan Rp100 sampai dengan Rp101 per saham.
Bersamaan dengan IPO saham, INET juga menerbitkan sebanyak 2,10 miliar waran seri I. Setiap pemegang lima saham baru berhak memperoleh tujuh waran seri I, dimana setiap pemegang satu waran seri I berhak membeli satu saham baru dengan harga pelaksanaan Rp91 per saham. Jika semuanya dilaksanakan, Perseroan akan memperoleh tambahan modal dari pelaksanaan waran seri I sebesar Rp191,10 miiliar.
Menurut manajemen INET, sebesar Rp90 miliar dana IPO saham yang mencapai 20% dari saham disetor perseroan setelah IPO, akan digunakan untuk setoran modal kepada entitas anak, yaitu PT Pusat Fiber Indonesia (PFI). Sebesar Rp30 miliar akan digunakan Perseroan untuk setoran modal kepada enstias anak, yaitu PT Data Prima Solusindo (DPS). Sisanya Rp31,5 miliar dan dana dari pelaksanaan waran seri I seluruhnya untuk modal kerja Perseroan.
Perseroan berhasil mencaat kinerja positif sepanjang tahun berjalan 2023. Pendapatan bersih INET mencapai Rp6,50 miliar pada triwulan I 2023, naik 42,86%, dari Rp4,55 miliar pada triwulan I 2022. Dari pendapatan bersih tersebut, Perseroan membukukan laba bersih periode berjalan sebesar Rp515,07 juta per Maret 2023, tumbuh 28,30%, dari Rp401,46 juta per Maret 2022.
Sementara itu, total aset Perseroan turun tipis 1,36%, dari Rp72,98 miliar pada 2022 menjadi Rp71,99 miliar pada triwulan I 2023. Total aset Perseroan liabilitas juga turun 19,15% menjadi Rp6,29 miliar per Maret 2023, dari Rp7,78 miliar pada 2022. Adapun total ekuitas Perseroan naik tipis 0,80%, dari Rp65,20 miliar pada 2022 menjadi Rp65,72 miliar pada triwulan I 2023.
