Rabu, Juli 9, 2025
31.9 C
Jakarta

Gelar Penawaran Awal, Kapitalisasi Pasar Cinema XXI Diproyeksikan Rp24 Triliun

STOCKWATCH.ID (JAKARTA) – PT Nusantara Sejahtera Raya Tbk (Cinema XXI/CNMA) saat ini tengah melakukan penawaran umum perdana saham atau initial public offering (IPO) sebanyak 10% dari total saham beredar atau sekitar 83 miliar saham ke publik.

Dengan kisaran harga penawaran awal (bookbuilding) di rentang Rp270-Rp288 per saham, CNMA dapat meraup dana sebesar Rp2,2-Rp2,4 triliun dari PUP tersebut. Sebesar 65% dari dana tersebut akan digunakan untuk ekspansi jaringan bioskop, khususnya di daerah tingkat II. Sekitar 20% akan digunakan untuk melunasi utangnya kepada Bank BRI, dan sisanya sebesar 15% akan digunakan sebagai modal kerja.

“Dengan kisaran harga bookbuilding tersebut, nilai kapitalisasi pasar CNMA diproyeksikan mencapai Rp22,5-Rp24 triliun,” tulis Muhammad Farras Farhan dan Laurencia Hiemas, analis pasar modal Samuel Sekuritas Indonesia dalam laporan riset hari ini.

Menurut Samuel Sekuritas Indonesia, bioskop Perseroan didukung oleh bisnis makanan dan minuman (Food and Beverage/F&B). Pada tahun 2022, CNMA menambah tiga bioskop baru dan sepuluh layar baru, yang meningkatkan jaringannya menjadi 225 bioskop dan 1,216 layar, dengan pendapatan rata-rata per tiket sebesar Rp44.258.

Model bisnis CNMA cukup sederhana. CNMA akan menandatangani kontrak bagi hasil 50-50 dengan produser film (sebelum pajak) dan kemudian memutar film dari produser tersebut di bioskop-bioskopnya.

Pada tahun 2022, CNMA melaporkan pendapatan harian rata-rata per bioskop sebesar Rp32,8 juta, atau tiga kali lipat dari tahun sebelumnya. Hal ini didukung oleh pembukaan kembali ekonomi dan pulihnya mobilitas publik.

“Terlepas dari kesuksesan besar bioskopnya, penggerak laba CNMA sebenarnya adalah bisnis F&B. Pada tahun 2022, CNMA mencatat 15,3 juta transaksi F&B dan menghasilkan pendapatan lebih dari Rp1,4 triliun. Model bisnis yang didukung oleh F&B adalah nilai unik yang membedakan CNMA dari kompetitornya di AS dan Asia,” tulis Samuel Sekuritas
Indonesia.

Menurut prospektusnya, demikian Samuel Sekuritas Indonesia, pada 5 Desember 2016, CNMA menandatangani perjanjian call option dengan Salween Investment Private Limited, kendaraan investasi GIC Singapura. Dalam perjanjian tersebut, CNMA melalui pemegang saham terbesarnya, PT Harkatjaya Bumipersada (HJB), akan memberikan hak opsi kepada Salween untuk membeli 15 miliar saham CNMA, dan PT Adi Pratama Nusantara (APN)
akan memberikan hak opsi yang sama untuk 3,75 miliar saham.

Harga pelaksanaan opsi tersebut sama dengan harga final PUP, dan opsi akan berlaku pada tanggal listing. Jika GIC mengambil semua opsi tersebut, GIC akan memiliki 22,51% saham CNMA senilai Rp5-Rp5,4 triliun.

Sebagai informasi, di tengah gelaran PUP saham, CNMA berhasil mencetak kinerja menggembirakan. Selama triwulan I 2023, pendapatan CNMA mencapai Rp883 miliar. Pendapatan CNMA ini naik 38,84%, jika dibandingkan di periode sama tahun 2022 sebesar Rp636 miliar.

Perseroan mencatat EBITDA sebesar Rp352 miliar per Maret 2023, naik 14,66%, dari Rp307 miliar per Maret 2022. Akan tetapi, dari pendapatan tersebut, CNMA masih merugi sebesar Rp24 miliar per Maret 2023, turun 50%, dari periode sebelumnya yang mencapai Rp48 miliar.

Artikel Terkait

Postingan Trader Ini Soal IPO PMUI Dibatalkan, Langsung Dibantah BEI!

STOCKWATCH.ID (JAKARTA) - Kabar mengejutkan soal batalnya pencatatan saham...

Anak Usaha TOWR Tarik Kredit Rp400 Miliar dari Bank ICBC Indonesia, Buat Apa?

STOCKWATCH.ID (JAKARTA) - Anak usaha PT Sarana Menara Nusantara...

Buang 1,63% Saham DEWA, Madhani Talatah Nusantara Kantongi Cuan Segini

STOCKWATCH.ID (JAKARTA) - Madhani Talatah Nusantara (MTN), salah satu...

TINGGALKAN KOMENTAR

Silakan masukkan komentar anda!
Silakan masukkan nama Anda di sini

Populer 7 Hari

Berita Terbaru

Anda tidak dapat copy content di situs ini