STOCKWATCH.ID (NEWYORK) – Harga minyak dunia merosot tajam pada penutupan perdagangan Selasa (30/7/2024) waktu setempat atau Rabu pagi (31/7/2024) WIB. Harga minyak mentah AS bahkan turun ke level terendah sejak awal Juni. Kekhawatiran tentang ekonomi China dan eskalasi baru di Timur Tengah menjadi faktor utama penurunan ini.
Mengutip CNBC International, harga minyak mentah West Texas Intermediate (WTI) untuk pengiriman September turun US$1,08 atau 1,42% menjadi US$74,73 per barel, di New York Mercantile Exchange.
Adapun harga minyak mentah berjangka Brent untuk pengiriman September 2024, anjlok US$1,15 atau 1,44% mencapai US$78,63 per barel, di London ICE Futures Exchange.
Menurut Tamas Varga, analis dari broker minyak PVM, pertimbangan makroekonomi terus membentuk sentimen investor. “Minyak meluncur melalui dukungan teknis seperti pisau panas melalui mentega,” kata Varga. Gejolak ekonomi China, termasuk pertumbuhan yang lamban dan penurunan impor minyak mentah, menjadi kekuatan pendorong utama pasar.
Sementara itu, ketegangan meningkat di Timur Tengah antara Israel dan milisi Hezbollah yang didukung Iran. Ini terjadi setelah roket yang ditembakkan dari Lebanon menewaskan 12 anak di Dataran Tinggi Golan yang diduduki Israel. Militer Israel merespons dengan serangan udara di pinggiran selatan Beirut, menargetkan seorang komandan yang dianggap bertanggung jawab atas serangan roket tersebut.
Pejabat Israel mengatakan kepada Reuters bahwa Israel ingin melukai Hezbollah, tetapi menghindari perang total.
Penurunan harga minyak ini mencerminkan bagaimana ketidakpastian ekonomi global dan ketegangan geopolitik dapat berdampak signifikan pada pasar energi. Investor dan pelaku pasar harus terus memantau perkembangan ini untuk mengelola risiko dan peluang di pasar yang berubah-ubah.