STOCKWATCH.ID (NEWYORK) – Harga minyak mentah dunia melonjak tajam pada penutupan perdagangan Rabu (3/1/2024) waktu setempat atau Kamis pagi (4/1/2024) WIB. Melambungnya harga komoditas ini dipicu oleh gangguan produksi minyak mentah di Libya sehingga menimbulkan ketidakstabilan.
Harga minyak mentah berjangka West Texas Intermediate (WTI) untuk pengiriman Februari 2024 ditutup naik sebesar US$2,32, atau sekitar 3,3%, menjadi US$72,70 per barel di New York Mercantile Exchange.
Adapun harga minyak mentah berjangka Brent untuk pengiriman Maret 2024 meningkat sebanyak US$2,36, atau sekitar 3,1%, mencapai US$78,25 per barel di London ICE Futures Exchange.
Gangguan produksi tersebut disebabkan oleh aksi demonstrasi yang sedang berlangsung di Libya. Itu mengakibatkan berhentinya produksi minyak di ladang Sharara sebesar 300.000 barel per hari. Libya, yang merupakan produsen minyak terbesar keempat di Afrika, kini menjadi pusat perhatian dengan penurunan produksi yang signifikan.
Selain gangguan produksi di Libya, memanasnya tensi geopolitik di Timur Tengah juga turut berkontribusi pada kenaikan harga minyak dunia. Israel baru-baru ini meningkatkan serangan udara di Jalur Gaza, sementara seorang wakil pimpinan kelompok militer Hamas tewas dalam serangan drone di Beirut, Lebanon. Peristiwa-peristiwa ini memicu kekhawatiran akan ketidakstabilan di wilayah tersebut. Akibatnya, investor bergegas untuk mengamankan investasi mereka, termasuk di pasar minyak.
Kenaikan harga minyak yang signifikan hari ini mencerminkan ketidakpastian yang sedang melanda pasar energi global. Para analis memperkirakan bahwa perkembangan di Libya dan ketegangan di Timur Tengah akan terus mempengaruhi pasar minyak dalam beberapa waktu ke depan. Bagaimana pasar akan bereaksi terhadap dinamika geopolitik dan apakah produksi minyak Libya akan pulih menjadi fokus perhatian para pelaku pasar dalam beberapa pekan mendatang?