STOCWATCH.ID (JAKARTA) – PT Pembangunan Jaya Ancol Tbk (PJAA) melaba Rp100,59 miliar (Rp63 per saham) pada Januari-September 2024, anjlok 41,1% jika dibandingkan Rp170,80 miliar (Rp107 per saham) pada periode sama 2023.
Seperti tergambar dalam laporan keuangan September 2024 yang dipublikasikan Jumat (11/10/2024), penurunan laba PJAA disebabkan antara lain oleh merosotnya pendapatan sebesar 2,33% jadi Rp881,44 miliar  pada Januari-September 2024, dari Rp902,56 miliar pada Januari-September 2023.
Pendapatan tiket PJAA pada Januari-September 2024 turun 1,24% jadi Rp628,67 miliar, dari Rp636,57 miliar periode sama 2023. Adapun pendapatan hotel dan restaurant turun 12,8% jadi Rp57,53 miliar, serta pendapatan usaha lainnya turun 5,43% jadi Rp190,71 miliar, dari Rp201,68 miliar pada Januari-September 2023.
Selain pendapatan turun, anjloknya laba emiten pengelola kawasan rekreasi itu juga dipicu meningkatnya beban usaha 29,74% jadi Rp199,95 miliar pada Januari-September 2024, dari Rp154,106 miliar pada Januari-September 2023. Akibatnya, laba usaha PJAA terpangkas 29,43% jadi Rp238,39 miliar dari Rp337,82 miliar.
Setelah dikurangi beban keuangan dan beban pajak, emiten pengembang properti dan pengelola kawasan rekreasi beraset Rp3,62 triliun per September 2024 itu meraih laba sebelum pajak sebesar Rp143,41 miliar pada Januari-September 2024, anjlok 42,98 % dibanding Rp175,8 miliar pada periode sama 2023. (konrad)