Kamis, Oktober 9, 2025
29.8 C
Jakarta

Buat Bayar Utang, Primarindo Asia Infrastructure Siap Jual Aset Rp64,23 Miliar

STOCKWATCH.ID (JAKARTA) – Manajemen PT Primarindo Asia Infrastructure Tbk (BIMA) berencana menjual aset senilai total Rp64,23 miliar. Aset itu berupa dua bidang tanah, masing-masing seluas 17.253 meter persegi di kelurahan Cisaranten Kidul dan seluas 10.705 meter persegi serta bangunan seluas 5.411 meter persegi di kelurahan Cisaranten Kidul, Kecamatan Gedebage, Kota Bandung, Jawa Barat.

Direksi BIMA dalam laporan keterbukaan informasi, Jumat (01/11/2024) menjelaskan, alasan dilakukannya transaksi ini adalah menurunnya penjualan sepatu sejak pandemi Covid-19 tahun 2020 sehingga membuat Perseroan kesulitan membayar utang kepada kreditur dan supplier secara tepat waktu.

Selain itu, menurut Direksi, penjualan aset tanah dan bangunan ini juga terkait dengan ditetapkannya  Bandung Intra Urban Toll Road (“BIUTR”) sebagai Proyek Strategis Nasional dengan rencana awal konstruksi di tahun 2026. Akibatnya, sebagian aset tanah dan bangunan milik Perseroan kemungkinan akan terkena pembebasan tanah untuk pelaksanaan Proyek Strategis Nasional (PSN) tersebut.

“Penjualan aset yang dilakukan Perseroan akan mengurangi jumlah hutang kepada kreditur dan supplier, dan akan meningkatkan modal kerja Perseroan sehingga Perseroan dapat beroperasi dengan lebih optimal,” tulis Direksi BIMA.

Transaksi di atas bukanlah transaksi material ataupun transaksi afiliasi yang mengandung benturan kepentingan. Namun, rencana transaksi ini terlebih dahulu akan dimintakan persetujuan kepada pemegang saham dalam rapat umum pemegang saham (RUPS) BIMA yang dilaksanakan pada 18 Desember 2024.

Sekedar informasi, pada sembilan bulan pertama 2024, BIMA membukukan penjualan bersih sebesar Rp75,55 miliar, naik 4,2% dari Rp72,50 miliar pada periode sama 2023. Kenaikan penjualan disertai peningkatan beban pokok penjualan sebesar 6,49% jadi Rp50,10 miliar, dari Rp47,04 miliar.

Di sisi lain, beban usaha yang mencakup beban penjualan, beban umum dan administrasi, serta beban lain-lain juga meningkat 4,94% jadi Rp28,49 miliar pada Januari-September 2024, dari Rp27,15 miliar pada Januari-September 2023.

Akibatnya, rugi usaha BIMA membengkak 79,4% jadi Rp3,03 miliar pada Januari-September 2024, dari Rp1,69 miliar pada periode sama 2023. Adapun rugi bersih Perseroan mencapai Rp3,1 miliar pada Januari-September 2024, melonjak 61,77%  dibanding Rp1,9 miliar pada Januari-September 2023.

PT Primarindo Asia Infrastructure Tbk (BIMA) merupakan perusahaan yang didirikan di Jakarta pada tahun 1992. Perusahaan tersebut menjalankan usaha di bidang industri alas kaki, khususnya produksi sepatu olahraga. Selain itu, Perseroan juga mengolah dan membuat bahan baku sepatu olahraga. (konrad)

Artikel Terkait

Tambah Investasi Pribadi, Direktur Utama SMDR Serok 1,28 Juta Saham Perusahaan

STOCKWATCH.ID (JAKARTA) - Bani Maulana Mulia, Direktur Utama PT...

Perusahaan Jepang, SBI Holdings Borong 5,635% Saham Bank Amar Senilai Rp238,21 Miliar

STOCKWATCH.ID (JAKARTA) - SBI Holdings, INC, Perusahaan asal Jepang...

Bank Panin (PNBN) Siap Jual Kembali 6,1 Juta Saham Tresuri, Buat Apa

STOCKWATCH.ID (JAKARTA) – Manajemen PT Bank Pan Indonesia Tbk...

TINGGALKAN KOMENTAR

Silakan masukkan komentar anda!
Silakan masukkan nama Anda di sini

Populer 7 Hari

Berita Terbaru