STOCKWATCH.ID (TOKYO) – Bursa saham Asia bergerak bervariasi pada penutupan perdagangan hari Jumat sore (27/12/2024) waktu setempat. Beberapa pasar kembali beroperasi setelah libur Hari Boxing, dan investor mencerna berbagai data ekonomi yang berdampak pada keputusan investasi.
Mengutip CNBC International, di China, laba industri turun 7,3% pada November. Ini menjadi penurunan keempat berturut-turut. Angka ini menunjukkan bahwa stimulus ekonomi yang diberikan Beijing belum cukup untuk menghentikan penurunan pendapatan perusahaan besar. Indeks Hang Seng Hong Kong menguat 0,39%, sementara CSI 300 di China daratan justru turun 0,16%, berakhir di level 3.981,03.
Inflasi Tokyo, Jepang, tercatat naik pada November menjadi 3%, lebih tinggi dari bulan sebelumnya yang 2,6%. Angka ini sedikit lebih tinggi dari ekspektasi pasar yang memperkirakan kenaikan sebesar 2,5%. Inflasi inti, yang tidak memperhitungkan harga makanan segar, tercatat naik 2,4%. Data ini penting karena mencerminkan tren inflasi di seluruh Jepang.
Kenaikan inflasi ini mendorong penguatan yen terhadap mata uang lainnya. Imbal hasil obligasi pemerintah Jepang 10 tahun juga naik, mencerminkan harapan pasar bahwa Bank of Japan akan melanjutkan kebijakan moneternya yang lebih ketat. Selain itu, kabinet Jepang telah menyetujui anggaran tahunan sebesar 732 miliar US$, yang akan mulai berlaku pada April mendatang. Anggaran ini meningkat 2,6% dibandingkan tahun sebelumnya, dan penerbitan obligasi baru dibatasi pada level terendah dalam 17 tahun terakhir.
Pasar saham Jepang menguat setelah pengumuman tersebut. Indeks Nikkei 225 naik 1,8%, ditutup di level 40.281,16. Indeks Topix juga naik 1,26%, berakhir di angka 2.801,68. Namun, saham Nissan anjlok lebih dari 9% setelah pengumuman merger dengan Honda. Merger ini berpotensi menjadikan kedua perusahaan sebagai produsen mobil terbesar ketiga di dunia. Mantan CEO Nissan, Carlos Ghosn, memperingatkan bahwa langkah ini bisa mengarah pada pemangkasan biaya yang merugikan Nissan.
Di Korea Selatan, pasar saham mengalami penurunan. Indeks Kospi turun 1,02%, sementara Kosdaq tergerus 1,43%, ditutup di level 2.404,77 dan 665,97. Ketegangan politik meningkat setelah oposisi mengajukan mosi pemakzulan terhadap presiden.
Pasar saham Australia sedikit menguat setelah libur Natal dan Boxing Day. Indeks S&P/ASX 200 naik 0,5%, berakhir di angka 8.261,8.