STOCKWATCH.ID (JAKARTA) – Strategi Fixed-Mobile Convergence (FMC) yang dijalankan PT Telkom Indonesia (Persero) Tbk (TLKM) mulai menunjukkan hasil yang positif. Anak usahanya, Telkomsel, berhasil menyelesaikan proses integrasi One-Billing untuk pelanggan. Integrasi ini memudahkan pelanggan dalam melakukan transaksi dan pembayaran layanan.
Pencapaian ini menjadi langkah penting dalam operasional perusahaan. Selain itu, juga memperkuat kapabilitas FMC sebagai fondasi utama untuk mendorong pertumbuhan pendapatan Telkom ke depan.
Hingga akhir Desember 2024, jumlah pelanggan yang memakai layanan konvergensi—gabungan seluler dan fixed broadband—naik jadi 57%. Sebelumnya hanya 53% pada kuartal III 2024. Ini menunjukkan strategi bundling Telkomsel berjalan efektif.
Di segmen Enterprise, Telkom mencatat pendapatan Rp20,6 triliun. Angka ini naik 5,6% dibanding tahun sebelumnya. Pertumbuhan ini ditopang oleh layanan Indibiz, satelit, dan e-Payment. Kontributor terbesar berasal dari Enterprise Connectivity dan Digital IT Services.
Telkom juga memperkuat bisnis Cloud, layanan TI digital, dan keamanan siber. Termasuk menjalin kemitraan strategis dengan perusahaan teknologi global untuk menghadirkan solusi digital yang lebih inovatif.
Transformasi digital makin digenjot di berbagai sektor. Telkom mengembangkan platform digital untuk instansi pemerintah, menyediakan solusi vertikal bagi perusahaan besar, dan memperluas jangkauan Indibiz ke segmen UKM lewat Telkom Regional.
Pendapatan dari segmen Wholesale and International juga naik. Hingga akhir 2024, Telkom meraup Rp18 triliun atau tumbuh 6,4% secara tahunan. Pertumbuhan ini ditopang oleh bisnis infrastruktur digital dan layanan suara internasional.
Untuk bisnis menara, Mitratel membukukan pendapatan Rp9,3 triliun, naik 7,2%. Peningkatan didorong oleh sewa menara. EBITDA dan laba bersih masing-masing naik 10,2% dan 4,8%. Margin EBITDA jadi 82,7%, sedangkan margin laba bersih 22,6%.
Sepanjang 2024, Mitratel menambah 1.390 menara, membuat total jadi 39.404 unit. Tenancy ratio naik jadi 1,52x dari sebelumnya 1,51x. Lokasi menara tersebar di luar Jawa 59% dan di Jawa 41%.
Mitratel juga terus ekspansi Fiber-to-the-Tower (FTTT). Pada Desember 2024, Mitratel mengakuisisi PT Utra Mandiri Telekomunikasi (UMT) yang punya jaringan fiber optic sepanjang 8.000 km. Sepanjang tahun, total penambahan jaringan fiber optic mencapai 18.518 km. Total panjang jaringan kini mencapai 51.039 km.
Transformasi digital juga terlihat dari strategi 5 Bold Moves. Telkom terus memperkuat infrastruktur digital, termasuk data center dan layanan cloud. Pendapatan dari segmen ini mencapai Rp2,3 triliun.
Pada 2024, Telkom memiliki kapasitas sekitar 38 MW dan 2.420 rak server di 35 data center. Sebanyak 30 berlokasi di Indonesia, dan 5 lainnya di luar negeri—Singapura, Timor Leste, dan Hongkong.
Telkom juga sedang mengembangkan Hyperscale Data Center (HDC) di Batam dan memperluas HDC di Cikarang. Fasilitas ini dirancang untuk kebutuhan daya besar, termasuk AI. Data center juga mengusung prinsip ESG, seperti penggunaan energi surya dan sistem pendingin efisien berbasis air dan cairan.
Telkom mendirikan anak usaha baru, PT Telkom Infrastruktur Indonesia (TIF), untuk mengelola aset jaringan. Setelah menyelesaikan transisi operasional jaringan pada Agustus 2024, TIF masuk fase komersialisasi.
Pada November 2024, TIF mendapatkan dua lisensi penting, yakni JARTAPLOK dan JARTUP Terrestrial. “Lisensi ini jadi landasan untuk memperkuat layanan TIF dalam menyediakan solusi konektivitas yang andal,” bunyi pernyataan Telkom.
Pada Desember 2024, TIF juga kerja sama strategis dengan salah satu ISP untuk memperkuat layanan Fiber-to-the-Home (FTTH). Kerja sama ini mempertegas peran TIF sebagai katalis pertumbuhan sektor telekomunikasi nasional.
Untuk mendukung semua itu, Telkom menggelontorkan belanja modal (Capex) Rp24,5 triliun sepanjang 2024. Jumlah ini setara 16,3% dari total pendapatan. Capex difokuskan untuk penguatan infrastruktur jaringan, termasuk fiber optic, menara, satelit, dan kabel bawah laut. Sisanya untuk pengembangan pusat data dan layanan digital lainnya.
Di sisi keberlanjutan, Telkom meluncurkan inisiatif “GoZero – Sustainability Action by Telkom Indonesia” pada November 2024. Program ini punya tiga pilar.
Pertama, Save Our Planet, fokus pada efisiensi energi dan pengurangan emisi karbon sebesar 20% pada 2030. Juga mencakup pengelolaan limbah elektronik. Kedua, Empower Our People, dengan mendorong keterlibatan perempuan, inklusi disabilitas, dan prioritas keselamatan kerja. Ketiga, Elevate Our Business, yang menekankan pelaporan ESG, keamanan data, dan kepatuhan terhadap standar anti-penyuapan ISO 37001.
Melalui GoZero%, Telkom ingin menciptakan masa depan yang lebih hijau, inklusif, dan berkelanjutan.