STOCKWATCH.ID (JAKARTA) – PT Pancaran Samudera Transport Tbk (PSAT), perusahaan pelayaran dan pengangkutan batubara yang telah beroperasi lebih dari 10 tahun di perairan Indonesia, akan segera melantai di Bursa Efek Indonesia (BEI).
Dalam penawaran umum perdana atau Initial Public Offering (IPO) ini, PSAT akan melepas sebanyak-banyaknya 222.353.000 saham. Jumlah itu setara dengan 15% dari modal ditempatkan dan disetor penuh Perseroan setelah IPO. Harga penawaran ditetapkan di kisaran Rp850 hingga Rp900 per saham.
Dari aksi ini, perusahaan berpotensi meraup dana segar hingga Rp200 miliar. PSAT juga menyiapkan program alokasi saham untuk karyawan (Employee Stock Allocation/ESA) sebanyak-banyaknya 555.000 saham. Jumlah ini setara dengan 0,249% dari total saham yang ditawarkan.
Program ESA tersebut tercantum dalam Akta No. 27 tertanggal 7 Maret 2025. Untuk aksi korporasi ini, PSAT menunjuk PT Trimegah Sekuritas Indonesia Tbk (TRIM) sebagai penjamin pelaksana emisi efek.
Direktur Utama PSAT, Susanto, optimistis bahwa ini adalah waktu yang tepat untuk masuk ke pasar modal. Ia melihat prospek industri pelayaran dan pengangkutan batubara makin menjanjikan seiring meningkatnya permintaan energi nasional maupun ekspor.
“Permintaan batubara, terutama untuk Pembangkit Listrik Tenaga Uap (PLTU) terus menunjukkan tren kenaikan. Hal ini mendorong tingginya kebutuhan akan layanan angkutan laut yang andal dan efisien. Menjadi perusahaan terbuka adalah salah satu komitmen kami untuk terus hadir menjadi salah satu solusi yang terbaik bagi mitra kami,” ujarnya dalam paparan publik PSAT, di Jakarta, Selasa (24/6/2025).
Permintaan batubara dalam negeri diperkirakan naik pada 2025. Susanto menyebutkan, target Domestic Market Obligation (DMO) batubara tahun depan diproyeksi mencapai 229,3 juta ton. Angka ini naik 4,05% dari target tahun 2024 yang sebesar 220 juta ton.
Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) mencatat, produksi batubara nasional sepanjang 2024 mencapai 830,96 juta ton. Capaian ini jauh melampaui target awal yang ditetapkan sebesar 710 juta ton. Dari total produksi tersebut, sebanyak 433,17 juta ton diekspor, sedangkan 377,85 juta ton diserap oleh pasar domestik.
Dengan volume sebesar itu, distribusi batubara sangat bergantung pada transportasi laut. Hal ini penting untuk menjaga kelancaran rantai pasok. Terlebih lagi, lokasi tambang batubara umumnya berada di Sumatra dan Kalimantan. Letak geografisnya membuat distribusi melalui laut menjadi pilihan utama.
Selain bicara soal permintaan, Susanto juga menekankan pentingnya standar keselamatan dan lingkungan atau Health, Safety, and Environment (HSE) di sektor pelayaran. Menurutnya, perusahaan yang patuh terhadap regulasi HSE akan lebih dipercaya oleh pelanggan. Hal ini juga memberi nilai tambah dalam persaingan industri.
“Secara keseluruhan, dengan meningkatnya permintaan batubara, target produksi yang tinggi, investasi besar dalam infrastruktur pelabuhan, dan kepatuhan terhadap standar HSE, Perseroan memiliki prospek usaha yang sangat positif. Perseroan akan dapat memanfaatkan peluang ini untuk memperluas pasar, meningkatkan efisiensi operasional, dan memperkuat posisinya di industri pelayaran dan pengangkutan batubara,” tegas Susanto.
Dana hasil IPO, setelah dikurangi biaya emisi, akan digunakan untuk dua hal utama. Sebanyak Rp175 miliar akan disetorkan sebagai modal ke anak usaha, PT Pancaran Karya Shipping (PKS). Dana itu akan digunakan PKS untuk membeli dua unit kapal bulk carrier.
Pembelian kapal tersebut akan dilakukan berdasarkan Perjanjian Pengikatan Jual Beli Kapal dengan PT Pancaran Maritim Transportindo (PMT) yang masih satu grup dengan PSAT.
Sisa dana dari IPO akan digunakan untuk modal kerja, khususnya pembelian bahan bakar kapal.
Berikut adalah jadwal perkiraan IPO PSAT:
- Masa Penawaran Awal: 23–25 Juni 2025
- Tanggal Efektif: 30 Juni 2025
- Masa Penawaran Umum Perdana: 2–4 Juli 2025
- Tanggal Penjatahan: 4 Juli 2025
- Distribusi Saham secara Elektronik: 7 Juli 2025
- Pencatatan di Bursa Efek Indonesia: 8 Juli 2025
Jajaran Komisaris dan Direksi
Komisaris Utama: Olivia Djoharsjah
Komisaris Independen: Mardiman Sane
Direktur Utama: Susanto
Direktur Keuangan: Wendi Arifin