STOCKWATCH.ID (CHICAGO) – Harga emas dunia menguat tipis pada penutupan perdagangan Senin (30/6/2025) waktu setempat, atau Selasa pagi (1/7/2025) WIB. Kenaikan ini didorong oleh pelemahan dolar Amerika Serikat, sementara pelaku pasar masih menunggu data tenaga kerja AS yang akan dirilis pekan ini.
Mengutip CNBC International, harga emas di pasar spot naik 0,6% dan ditutup di level US$3.293,55 per troy ounce. Sebelumnya, harga sempat menyentuh posisi terendah sejak 29 Mei. Namun secara kuartalan, logam mulia ini tetap mencatat kenaikan untuk dua kuartal berturut-turut dengan total penguatan 5,5%.
“Dolar yang lebih lemah hari ini memberikan sedikit dukungan. Tapi kita masih berada dalam rentang harga yang cukup stabil sejak pertengahan Mei,” kata Peter Grant, Wakil Presiden sekaligus Ahli Strategi Logam Senior di Zaner Metals.
Pelemahan dolar terjadi saat pasar menimbang risiko defisit anggaran AS yang semakin besar dan peluang kesepakatan dagang baru dengan mitra utama seperti China, Uni Eropa, dan Kanada.
Dari sisi perdagangan, Amerika Serikat dan China pekan lalu mencapai kesepakatan terkait ekspor mineral tanah jarang dan pengiriman magnet. Langkah ini memunculkan harapan akan dilanjutkannya pembicaraan dagang antara dua negara ekonomi terbesar dunia tersebut.
Sementara itu, Kanada juga membatalkan rencana pajak layanan digital yang sebelumnya menyasar perusahaan teknologi asal AS. Langkah ini dilakukan untuk menghidupkan kembali negosiasi perdagangan yang sempat macet.
Dalam kondisi penuh ketidakpastian seperti ini, emas kembali menjadi pilihan investor sebagai aset lindung nilai. Selain itu, prospek suku bunga rendah juga cenderung mendukung permintaan terhadap emas.
Para pelaku pasar kini menanti rilis data ketenagakerjaan AS. Data ADP akan diumumkan pada Rabu, sedangkan klaim pengangguran awal akan dirilis Kamis. Kedua data ini akan menjadi petunjuk arah kebijakan suku bunga bank sentral AS atau Federal Reserve.
Dalam catatan analis Citi, harga emas diperkirakan akan bergerak dalam kisaran US$3.100 hingga US$3.500 sepanjang kuartal ketiga. Mereka juga menyebut bahwa puncak harga di akhir April lalu, yakni US$3.500, kemungkinan menjadi level tertinggi tahun ini karena defisit pasar emas diprediksi sudah mendekati puncaknya.
Di sisi lain, harga perak turun tipis 0,1% ke US$35,93 per troy ounce. Harga platinum turun 0,3% ke US$1.334,70, sedangkan palladium anjlok 3,2% ke US$1.097,24. Meski begitu, ketiga logam ini masih mencatatkan kenaikan dalam kuartal berjalan.