Selasa, Agustus 5, 2025
32 C
Jakarta

Trump Naikkan Tarif Impor hingga 50%, Tapi Penerapannya Ditunda! Ada Apa?

STOCKWATCH.ID (WASHINGTON) – Presiden Amerika Serikat Donald Trump kembali mengguncang pasar global dengan kebijakan tarif baru. Sejumlah negara langsung terkena imbas, termasuk Kanada yang kini harus menghadapi tarif impor sebesar 35%. Padahal sebelumnya, tarif atas barang dari Kanada hanya 25%.

Mengutip Independent, kebijakan ini diumumkan hanya beberapa jam sebelum tenggat waktu 1 Agustus 2025. Namun, penerapannya ditunda hingga 7 Agustus 2025. Penundaan ini dilakukan agar pihak Bea Cukai dan Perlindungan Perbatasan AS bisa menyesuaikan sistem dan mempersiapkan pengenaan bea masuk terbaru.

“Presiden Trump menggunakan tarif sebagai alat yang penting dan diperlukan untuk menempatkan Amerika di posisi pertama, setelah bertahun-tahun mengalami defisit perdagangan yang tidak berkelanjutan,” tulis Gedung Putih dalam pernyataan resminya.

Selain Kanada, negara lain yang dikenakan tarif tinggi adalah Brasil sebesar 50%, serta Suriah 41%. Laos dan Myanmar masing-masing dikenakan tarif 40%, Swiss 39%, lalu Irak dan Serbia masing-masing 35%.

Negara-negara seperti Aljazair, Bosnia dan Herzegovina, Libya, dan Afrika Selatan akan dikenakan tarif 30%. Sementara Taiwan terkena tarif 20%, Pakistan 19%, dan sejumlah negara seperti Israel, Islandia, Norwegia, Fiji, Ghana, Guyana, dan Ekuador akan dikenai tarif 15%.

Tarif “universal” sebesar 10% tetap diberlakukan untuk barang-barang impor dari negara yang memiliki surplus perdagangan dengan AS. Artinya, negara-negara yang lebih banyak mengekspor ke AS dibanding impor dari AS tetap akan dikenai bea masuk minimum tersebut.

Sebaliknya, negara-negara dengan defisit perdagangan dengan AS — sekitar 40 negara — akan dikenai tarif minimal 15%. Bagi beberapa negara yang sebelumnya telah dikenai tarif berdasarkan kebijakan “resiprokal” pada April lalu, angka ini justru lebih rendah dari sebelumnya.

CEO Kamar Dagang Kanada, Candace Laing, menyampaikan kekecewaannya atas lonjakan tarif dari Trump. “Lembar fakta dari Gedung Putih seharusnya disebut lembar tanpa fakta jika dijadikan dasar keputusan perdagangan terhadap Kanada,” ujarnya. “Ketidakpastian akibat kebijakan tarif ini tidak menguntungkan keamanan ekonomi Amerika Utara. Dunia usaha di Kanada dan AS sama-sama butuh kepastian.”

Pada hari yang sama, Trump juga berbicara lewat telepon dengan Presiden Meksiko Claudia Sheinbaum. Hasilnya, AS sepakat memberi waktu negosiasi selama 90 hari sebelum menerapkan tarif baru terhadap Meksiko.

“Kami berhasil menghindari kenaikan tarif yang tadinya akan berlaku besok, dan kami mendapatkan 90 hari untuk membangun kesepakatan jangka panjang melalui dialog,” tulis Sheinbaum di platform X.

Presiden Taiwan, Lai Ching-te, turut mengeluarkan pernyataan soal kebijakan tarif tersebut. Ia menjelaskan tarif 20% yang dikenakan kepada Taiwan bersifat sementara, dan bisa berubah tergantung hasil akhir negosiasi.

“AS sebelumnya menyampaikan kepada tim negosiasi Taiwan di Washington bahwa tarif sementara sebesar 20% akan diberlakukan,” tulis Ching-te di Facebook. “Jika kesepakatan final tercapai, tarif tersebut bisa diturunkan.”

Langkah Trump ini menambah ketegangan dalam hubungan dagang antara AS dan banyak negara mitra. Meski tujuan utamanya adalah memperkuat posisi ekonomi AS, banyak pihak khawatir kebijakan ini justru memicu ketidakpastian dan memperlambat pemulihan ekonomi global.

Artikel Terkait

Wall Street Ambruk! Dow Anjlok 542 Poin, Data Tenaga Kerja Lemah dan Tarif Baru Trump Picu Kepanikan Pasar

STOCKWATCH.ID (NEWYORK) – Wall Street ditutup anjlok pada perdagangan hari...

Bursa Saham Eropa Rontok Parah Usai Trump Ubah Kebijakan Tarif

STOCKWATCH.ID (LONDON) – Bursa saham Eropa ditutup melemah tajam...

Bursa Saham Asia Tertekan, Sentimen Negatif Datang dari Tarif Balasan Trump

STOCKWATCH.ID (TOKYO) – Bursa saham Asia-Pasifik kembali ditutup melemah...

TINGGALKAN KOMENTAR

Silakan masukkan komentar anda!
Silakan masukkan nama Anda di sini

Populer 7 Hari

Berita Terbaru