STOCKWATCH.ID (TOKYO) – Bursa saham Asia-Pasifik ditutup beragam pada akhir perdagangan Rabu (20/8/2025) waktu setempat. Investor menyoroti data perdagangan Jepang dan keputusan suku bunga pinjaman utama di China.
Mengutip CNBC International, Ekspor Jepang turun 2,6% pada Juli dibandingkan periode yang sama tahun lalu. Angka ini menjadi penurunan paling tajam dalam lebih dari empat tahun. Hasilnya juga lebih buruk dari perkiraan survei Reuters yang memperkirakan kontraksi 2,1%. Sebelumnya, pada Juni, ekspor Jepang hanya melemah 0,5%.
Indeks Nikkei 225 merosot 1.51% dan berakhir di level 42.888,55. Sementara indeks Topix turun 0.57% ke posisi 3.098,91. Saham SoftBank Group jatuh hingga 9.17% di tengah sentimen negatif pada sektor teknologi, mengikuti pelemahan saham sejenis di Amerika Serikat.
Pelemahan ini terjadi setelah SoftBank mengumumkan investasi sebesar US$2 miliar di Intel. Di sisi lain, saham Intel justru naik 6.97% di Wall Street dan ditutup di harga US$25,31 pada Selasa waktu setempat.
Di Korea Selatan, indeks Kospi melemah 0.68% ke 3.130,09, sedangkan Kosdaq anjlok 1.31% ke 777,61. Taiwan juga tidak luput dari tekanan, dengan Taiex jatuh 2.99% ke 23.625,44.
Australia sempat bergerak melemah, namun akhirnya S&P/ASX 200 berhasil ditutup menguat 0.25% di level 8.918. Hong Kong juga berbalik arah, Hang Seng Index naik tipis 0.17% ke 25.165,94.
Di China, CSI 300 menguat 1.14% ke 4.271,4 setelah bank sentral mempertahankan suku bunga pinjaman utamanya di bulan Agustus untuk ketiga kalinya berturut-turut, sesuai ekspektasi pasar. Shanghai Composite juga ditutup naik 1.04% ke 3.766,21.
Saham Pop Mart, produsen mainan asal China, melonjak lebih dari 8% setelah sempat turun di awal sesi. Pergerakan ini terjadi sehari setelah perusahaan melaporkan lonjakan laba bersih hampir 400% berkat penjualan global boneka Labubu yang sedang booming.
Dari India, indeks Nifty 50 naik 0.28% ke 25.050,55. Sementara BSE Sensex juga menguat 0.32% pada perdagangan siang waktu setempat.