STOCKWATCH.ID (LONDON) – Bursa saham Eropa merosot tajam pada penutupan perdagangan Selasa (11/3/2025) waktu setempat. Penurunan ini terjadi setelah Presiden Amerika Serikat Donald Trump memberlakukan tarif baru yang memicu kekhawatiran perang dagang global.
Mengutip CNBC International, indeks Stoxx 600, yang mencakup saham-saham di seluruh Eropa ditutup merosot 1,7% di tengah meningkatnya ketegangan dagang antara Amerika Serikat dan Kanada.
Saham Stellantis yang terdaftar di Milan jeblok 5%. Indeks otomotif Eropa juga ikut turun 2,13%. Ini terjadi setelah Presiden AS Donald Trump mengancam menaikkan tarif impor mobil dari Kanada. Stellantis, yang memiliki beberapa fasilitas produksi di Kanada, menjadi salah satu yang terdampak.
Lewat media sosial, Trump memperingatkan akan menaikkan tarif mobil mulai 2 April jika Kanada tidak menurunkan tarif lama yang dianggap merugikan AS. “Jika tarif tidak diturunkan, saya akan meningkatkan tarif mobil yang masuk ke AS, yang pada dasarnya akan menutup industri manufaktur mobil di Kanada. Mobil-mobil itu bisa dengan mudah dibuat di AS!” tulis Trump.
Ketegangan ini membuat investor khawatir. Trump juga berencana menaikkan tarif impor baja dan aluminium dari Kanada sebesar 25%, sehingga total beban tarifnya mencapai 50%. Kebijakan ini mulai berlaku Rabu. Keputusan ini diambil setelah pemerintah Ontario mengenakan pajak 25% untuk ekspor listrik ke AS.
Selain sektor otomotif, saham-saham di industri lain juga tertekan. Indeks Stoxx Europe 600 Travel & Leisure turun 3%. Saham pemilik British Airways, International Airlines Group, anjlok 6,1% setelah mengumumkan rencana investasi senilai 200 juta euro (US$218 juta) ke perusahaan-perusahaan yang berpotensi membentuk masa depan industri penerbangan.
Sektor farmasi juga merosot. Raksasa farmasi asal Denmark, Novo Nordisk, mencatatkan penurunan saham 3,8% setelah hasil uji coba obat penurun berat badan terbarunya kurang memuaskan.
Pasar saham Eropa sudah melemah sejak awal pekan. Investor terus dihantui ketidakpastian global terkait kebijakan perdagangan dan tarif.
Dalam wawancara dengan Fox News, Trump menyebut ekonomi AS sedang mengalami “periode transisi.” Namun, banyak ekonom menilai kebijakan tarif Trump justru menciptakan ketidakpastian yang semakin besar di pasar.