STOCKWATCH.ID (LONDON) – Bursa saham Eropa ditutup bervariasi pada akhir perdagangan Rabu (20/8/2025) waktu setempat. Saham pertahanan Eropa kembali melemah, seiring meningkatnya harapan investor akan jeda atau akhir konflik Ukraina. Kabar ini muncul setelah pertemuan Presiden AS Donald Trump, Presiden Ukraina Volodymyr Zelenskyy, dan para pemimpin Eropa.
Mengutip CNBC International, indeks Stoxx Europe 600 yang mencakup saham-saham utama di kawasan Eropa, naik 1,28 poin atau 0,23% ke level 559,09. Namun, indeks Stoxx Europe Aerospace and Defense turun 1,13%, melanjutkan penurunan 2,6% pada Selasa. Jim Reid, Head of Macro and Thematic Research Deutsche Bank, mengatakan, “Penurunan ini terjadi karena spekulasi tentang terobosan diplomatik.”
Kinerja bursa Eropa lain relatif beragam. Indeks FTSE 100 Inggris justru naik 1,08% ke level tertinggi sepanjang sejarah untuk dua sesi berturut-turut. Lonjakan ini dipimpin oleh perusahaan teknologi medis Convatec, yang meluncurkan program buyback saham senilai hingga US$300 juta.
Sementara itu, indeks CAC 40 Prancis dan DAX Jerman masing-masing melemah DAX Jerman turun 146,1 poin atau 0,6% menjadi 24.276,97, sedangkan CAC 40 Prancis hanya turun tipis 6,05 poin atau 0,08% ke level 7.973,03. Sektor teknologi menjadi salah satu yang terburuk di Eropa, turun 0,5%, mengikuti tren penurunan di Wall Street.
IBEX 35 Spanyol melemah 11,7 poin atau 0,08% ke posisi 15.292,1. AEX Belanda bertambah 6,84 poin atau 0,76% menjadi 908,79, dan BEL 20 Belgia menguat 23,18 poin atau 0,48% ke 4.818,89.
Di Italia, FTSE MIB turun 156,41 poin atau 0,36% ke posisi 42.864,81. Sementara itu, OMXS30 Swedia melemah 4,626 poin atau 0,17% menjadi 2.655,238, SMI Swiss naik 64,07 poin atau 0,52% ke level 12.276,26, dan HEX Finlandia menguat 12,85 poin atau 0,12% ke 10.906,93. PSI20 Portugal naik 23,18 poin atau 0,29% menjadi 7.986,11, sedangkan OMXC 25 Denmark turun tipis 0,6 poin atau 0,04% ke posisi 1.698,95.
Investor juga menyoroti data inflasi Inggris yang lebih tinggi dari perkiraan, mencapai 3,8% pada Juli. Meski ekspektasi pasar terhadap Bank of England untuk menahan suku bunga hingga akhir tahun meningkat, nilai pound Inggris melemah sekitar 0,3% terhadap US$ dan euro.
Sanjay Raja, Chief U.K. Economist Deutsche Bank, menjelaskan, “Kenaikan ini terjadi karena Office for National Statistics mengumpulkan data harga lebih lambat dari biasanya, sehingga bersamaan dengan liburan musim panas sekolah. Harga tiket pesawat dan kapal cenderung lebih fluktuatif pada akhir Juli saat permintaan meningkat. Bahkan, tiket pesawat naik 30% m/m – kenaikan bulanan tertinggi sejak 2001.”
Raja menambahkan, “Kenaikan ini kemungkinan akan kembali normal dalam beberapa minggu ke depan, tapi momentum harga masih naik. Bank of England harus menyeimbangkan kenaikan harga tinggi dengan pasar tenaga kerja yang lambat.”
Di sisi AS, investor bersiap menyambut rilis minutes rapat Federal Reserve (The Fed) Juli. Saat itu, bank sentral tetap mempertahankan suku bunga, meski Governors Christopher Waller dan Michelle Bowman memberikan dissenting vote – pertama kalinya sejak 1993.
Trader kini fokus pada pidato pejabat Fed di Jackson Hole, Wyoming, dalam simposium ekonomi tahunan. Pasar Fed funds futures memperkirakan peluang 84,9% pemangkasan suku bunga seperempat poin pada pertemuan berikutnya September, menurut CME’s FedWatch tool.