STOCKWATCH.ID (NEWYORK) – Wall Street ditutup dengan hasil beragam pada perdagangan hari Selasa (10/9/2024) waktu setempat, atau Rabu pagi (11/9/2024) WIB. Indeks Dow Jones harus tersandung, sementara S&P 500 dan Nasdaq justru melesat naik. Ada apa dengan pasar saham Amerika Serikat ini?
Mengutip laporan CNBC International, Dow Jones Industrial Average (DJIA) di Bursa Efek New York, AS melemah 92,63 poin atau turun 0,23%, menutup perdagangan di level 40.736,96. Sebaliknya, indeks S&P 500 justru naik 0,45% atau 24,47 poin, mengakhiri hari di posisi 5.495,52. Tidak hanya itu, Nasdaq juga melonjak cukup signifikan, naik 141,28 poin atau 0,84% menjadi 17.025,88.
Kenaikan S&P 500 dan Nasdaq banyak didorong oleh saham-saham teknologi. Salah satu yang menonjol adalah Nvidia, yang berhasil melesat 1,5%. Hal ini juga membawa dampak positif bagi Nasdaq yang memang didominasi oleh saham teknologi. Saham AMD dan Microsoft ikut mengalami kenaikan, meskipun sektor teknologi secara umum sedang mengalami tekanan cukup besar. Menurut data, Technology Select Sector SPDR Fund (XLK) telah kehilangan sekitar 7% di kuartal ini, seiring kekhawatiran investor terhadap kondisi ekonomi.
Sementara itu, tekanan justru datang dari sektor perbankan. Saham JPMorgan anjlok lebih dari 5% setelah memberikan pandangan hati-hati mengenai pendapatan bunga bersih tahun 2025 pada sebuah konferensi industri. Akibatnya, JPMorgan menjadi penekan terbesar di antara 30 saham yang membentuk indeks Dow.
Ahli strategi global di MRB Partners, Phillip Colmar, menyebut bahwa rotasi defensif di pasar saat ini sudah terlalu berlebihan. “Volatilitas pasar meningkat karena investor kembali dari liburan musim panas, di mana sebelumnya pasar terbentuk di tengah ekspektasi tinggi pada saham teknologi dan kebijakan suku bunga The Fed,” ujar Colmar.
Para pelaku pasar kini menanti laporan ekonomi penting yang diperkirakan akan mempengaruhi pergerakan pasar selanjutnya. Laporan Indeks Harga Konsumen (CPI) untuk bulan Agustus akan dirilis pada hari Rabu, disusul dengan Indeks Harga Produsen (PPI) pada hari Kamis. Investor berharap adanya potongan suku bunga oleh Federal Reserve dalam pertemuan yang dijadwalkan pada 17-18 September, yang diharapkan dapat meredakan kekhawatiran atas perlambatan ekonomi.
Di sisi lain, saham Oracle melonjak lebih dari 11% setelah perusahaan tersebut melaporkan hasil kuartal pertama fiskal yang melampaui ekspektasi. Oracle juga mengumumkan kemitraan strategis dengan Amazon Web Services untuk menyediakan layanan database, memperkuat posisi mereka di pasar teknologi cloud.