STOCKWATCH.ID (HOUSTON) – Harga minyak mentah dunia naik pada akhir perdagangan Rabu (20/8/2025) waktu setempat atau Kamis pagi (21/8/2025) WIB. Kenaikan terjadi setelah laporan menunjukkan persediaan minyak mentah AS menurun. Investor juga optimistis terkait langkah selanjutnya dalam upaya perdamaian Ukraina. Sanksi terhadap minyak Rusia masih tetap berlaku.
Mengutip CNBC International, kontrak berjangka Brent naik 66 sen atau 1% menjadi US$66,45 per barel pada pukul 08.19 ET, di London ICE Futures Exchange.
Adapun harga minyak mentah West Texas Intermediate (WTI) untuk pengiriman September, yang akan kedaluwarsa Rabu ini, naik 78 sen atau 1,25% menjadi US$63,13 per barel, di New York Mercantile Exchange.
Minyak sempat turun lebih dari 1% pada Selasa karena optimisme adanya kesepakatan untuk mengakhiri perang meningkat. Namun, Presiden AS Donald Trump menyatakan Presiden Rusia Vladimir Putin mungkin tidak ingin membuat kesepakatan.
Giovanni Staunovo, analis UBS, menjelaskan, “Sepertinya harga minyak turun satu hari, lalu rebound keesokan harinya. Laporan API positif, jadi saya asumsikan ada dukungan harga dari situ.”
Data American Petroleum Institute menunjukkan persediaan minyak mentah AS turun 2,42 juta barel sebelum rilis data resmi pada pukul 14.30 GMT.
Staunovo menambahkan, “Belum yakin soal kesepakatan perdamaian – harus dilihat apakah ada kemajuan dalam beberapa hari ke depan.”
Trump menyebut AS mungkin memberikan dukungan udara sebagai bagian dari kesepakatan mengakhiri perang Rusia di Ukraina. Sebelumnya, ia mengatakan sedang mengatur pertemuan antara Putin dan Presiden Ukraina Volodymyr Zelenskyy, yang akan dilanjutkan dengan pertemuan trilateral ketiga presiden. Rusia belum memastikan partisipasi dalam pembicaraan ini.
Daniel Hynes, Senior Commodity Strategist ANZ, menilai, “Kemungkinan resolusi cepat konflik dengan Rusia kini tampak tidak mungkin.”
Harga minyak juga mendapat dukungan dari banjir di salah satu kilang besar AS. BP menyatakan operasi kilang Whiting, Indiana, dengan kapasitas 440.000 barel per hari, terdampak banjir akibat badai petir. Kondisi ini berpotensi menekan permintaan minyak di fasilitas tersebut, yang menjadi produsen bahan bakar utama untuk pasar Midwest.