STOCKWATCH.ID (NEWYORK) – Wall Street kompak ditutup melemah pada akhir perdagangan hari Jumat (29/8/2025) waktu setempat atau Sabtu pagi (30/8/2025) WIB). Investor memilih ambil untung menjelang akhir pekan panjang setelah indeks saham AS mencetak rekor baru dan Nvidia melaporkan kinerja solid pekan ini.
Mengutip CNBC International, indeks Dow Jones Industrial Average (DJIA) di Bursa Efek New York) turun 92,02 poin atau 0,2% ke level 45.544,88. Kenaikan DJIA ini mencatat rekor baru. Indeks S&P 500 (SPX) ikut terkoreksi 41,6 poin atau 0,64% ke level 6.460,26. Sementara itu, indeks komposit Nasdaq (IXIC) yang didominasi saham teknologi tergelincir cukup dalam. Nasdaq anjlok 249,61 poin atau 1,15% menjadi 21.455,55.
Tekanan jual muncul setelah rilis data inflasi terbaru. Core PCE, ukuran inflasi yang jadi acuan The Fed, naik 2,9% pada Juli. Angka ini sesuai perkiraan, tetapi lebih tinggi dari bulan sebelumnya dan menjadi level tertinggi sejak Februari.
“Federal Reserve membuka peluang untuk memangkas suku bunga, tapi besarannya akan bergantung pada apakah pelemahan pasar tenaga kerja terlihat lebih berisiko dibanding inflasi yang naik,” kata Ellen Zentner, Kepala Strategi Ekonomi Morgan Stanley Wealth Management. “Data PCE yang sejalan dengan perkiraan akan membuat fokus tetap pada pasar tenaga kerja. Untuk saat ini, peluang masih mengarah ke pemangkasan pada September.”
Ross Mayfield, Investment Strategist Baird, menilai pelemahan saham lebih karena aksi ambil untung usai reli panjang. “Angka PCE baik-baik saja, tapi ada sedikit tekanan dari laporan keuangan dan mungkin aksi ambil untung setelah menyentuh rekor tertinggi,” ujarnya kepada CNBC.
Selama Agustus, Wall Street masih membukukan kinerja positif. Dow Jones naik lebih dari 3%, S&P 500 menguat hampir 2%, dan Nasdaq bertambah 1,6%.
Namun pasar kini bersiap menghadapi September yang sering dianggap bulan paling berat. Menurut The Stock Trader’s Almanac, September jadi periode dengan performa terburuk bagi S&P 500, Dow, dan Nasdaq sejak 1950. Data Bespoke juga mencatat S&P 500 rata-rata turun 0,7% setiap September dalam 10 tahun terakhir.
Saham Nvidia kembali jadi sorotan setelah merosot lebih dari 3% pada Jumat. Tekanan datang setelah laporan Wall Street Journal menyebut Alibaba berhasil mengembangkan chip baru untuk mengisi celah yang ditinggalkan Nvidia akibat hambatan penjualan di China. Sebaliknya, saham Alibaba di AS justru melonjak sekitar 13%.
Sehari sebelumnya, saham Nvidia juga melemah meski mencatat pertumbuhan pendapatan 56% pada kuartal sebelumnya. Laporan itu sebenarnya memperkuat optimisme investor pada tren kecerdasan buatan (AI).
Pasar juga dibayangi isu tarif impor. Caterpillar memperingatkan potensi kerugian hingga US$1,8 miliar tahun ini akibat kebijakan tarif Presiden Donald Trump. Saham Caterpillar langsung jatuh lebih dari 3%. Gap juga menyebut tarif akan menekan laba, menambah sentimen negatif di perdagangan Jumat.