STOCKWATCH.ID (TOKYO) – Bursa saham Asia-Pasifik bergerak bervariasi pada perdagangan Jumat (19/9/2025) waktu setempat. Investor mencermati keputusan Bank of Japan yang menahan suku bunga di level 0,5%.
Mengutip CNBC International,indeks Nikkei 225 Jepang melemah 0,57% ke 45.045,81. Indeks ini sempat mencetak rekor baru untuk kedua kalinya berturut-turut di awal sesi, namun berbalik turun setelah keputusan bank sentral diumumkan. Yen menguat tipis 0,14% terhadap dolar AS ke posisi 147,80.
Bank of Japan menahan kebijakan bunga sejalan dengan perkiraan ekonom dalam survei Reuters. Keputusan ini diambil di tengah inflasi inti Jepang yang terus melandai. Inflasi inti pada Agustus turun ke 2,7%, terendah sejak November 2024 dan menjadi penurunan tiga bulan beruntun. Angka tersebut sesuai dengan proyeksi pasar. Inflasi utama juga melemah ke 2,7% dari 3,1% pada Juli.
“Keputusan Bank of Japan menahan suku bunga menegaskan sikap hati-hati di tengah pelemahan inflasi dan ketidakpastian global — lebih memilih stabilitas daripada pengetatan prematur,” ujar Hiroaki Amemiya, Investment Director di Capital Group.
Ia menambahkan, “Dengan menjaga fleksibilitas kebijakan, BoJ memberi sinyal kesiapan untuk merespons volatilitas eksternal sambil terus menilai kekuatan pemulihan ekonomi Jepang. Strategi ini mendukung tahap awal siklus reflasi, bukan perubahan arah.”
Data LSEG menunjukkan imbal hasil obligasi pemerintah Jepang tenor 2 tahun naik ke 0,885%, level tertinggi sejak Juni 2008.
Indeks Topix Jepang juga melemah 0,35% ke 3.147,68.
Dari bursa lain, ASX 200 Australia naik 0,32% ke 8.773,5. Kospi Korea Selatan turun 0,46% menjadi 3.445,24, sedangkan Kosdaq menguat 0,7% ke 863,11. Hang Seng di Hong Kong bergerak datar di 26.545,1, sementara CSI 300 China juga stagnan di 4.501,92.
Di pasar Hong Kong, Zijin Gold, anak usaha produsen emas terbesar Tiongkok Zijin Mining, mengajukan IPO untuk menghimpun sekitar HK$25 miliar atau setara US$3,2 miliar. Perusahaan menawarkan hampir 349 juta saham dengan harga HK$71,59 per saham. Pencatatan saham dijadwalkan pada 29 September.
Di India, indeks Nifty 50 turun 0,55%. Namun saham Adani Enterprises justru melonjak lebih dari 4% setelah regulator pasar India menyatakan Adani Group dan pendirinya, Gautam Adani, bebas dari sejumlah tuduhan pelanggaran yang diajukan Hindenburg Research.