STOCKWATCH.ID (JAKARTA) – PT Bursa Efek Indonesia (BEI) kembali memperingatkan investor terkait lonjakan harga tidak wajar atau Unusual Market Activity (UMA) pada lima saham. Saham-saham tersebut meliputi PT Sunson Textile Manufacturer Tbk (SSTM), PT City Retail Developments Tbk (NIRO), PT Grand House Mulia Tbk (HOMI), PT Mineral Sumberdaya Mandiri Tbk (AKSI), dan PT Diagnos Laboratorium Utama Tbk (DGNS).
Kepala Divisi Pengawasan Transaksi BEI Yulianto Aji Sadono mengatakan langkah ini dilakukan untuk melindungi investor di pasar modal. “Bursa saat ini sedang mencermati perkembangan pola transaksi saham-saham tersebut,” ujarnya, dikutip Kamis (23/10/2025).
Menurut Yulianto, pengumuman UMA tidak serta merta menandakan adanya pelanggaran terhadap peraturan pasar modal. Namun, investor diminta berhati-hati dan mempertimbangkan setiap langkah investasi.
“Para investor diharapkan memperhatikan jawaban perusahaan tercatat atas permintaan konfirmasi Bursa, mencermati kinerja dan keterbukaan informasinya, mengkaji kembali rencana corporate action yang belum mendapat persetujuan RUPS, serta mempertimbangkan berbagai kemungkinan yang bisa timbul di kemudian hari sebelum mengambil keputusan investasi,” jelasnya.
BEI mencatat, kenaikan harga saham SSTM terjadi usai perusahaan terakhir kali menyampaikan laporan bulanan registrasi pemegang efek pada 6 Oktober 2025. Saham ini juga pernah masuk daftar UMA pada 13 Desember 2024.
Saham NIRO juga mengalami peningkatan harga tidak wajar. Informasi terakhir dari emiten tersebut tercatat pada 7 Oktober 2025.
Sementara HOMI kembali masuk pengawasan Bursa setelah laporan bulanan terakhirnya dipublikasikan pada 1 Oktober 2025.
Untuk AKSI, lonjakan harga terjadi usai sebelumnya juga terpantau mengalami UMA pada 17 Desember 2024. Informasi terakhir perusahaan ini tercatat pada 10 Oktober 2025.
Sedangkan DGNS kembali menjadi perhatian BEI setelah terindikasi memiliki pola transaksi tidak wajar. Saham ini sudah dua kali masuk daftar UMA sebelumnya, yakni pada 21 April dan 22 Juli 2025. Informasi terakhir emiten tersebut dipublikasikan pada 7 Oktober 2025.
Harga Saham
Pada perdagangan Rabu (22/10/2025) saham SSTM ditutup di harga 550, naik 110 poin atau 25% dibandingkan penutupan sebelumnya di 440. Saham ini dibuka di level 460 dan sempat menyentuh titik tertinggi 550 sepanjang perdagangan hari itu. Total volume transaksi mencapai 3,53 juta lembar saham dengan nilai kapitalisasi pasar sekitar Rp644 miliar. Kenaikan ini sekaligus menempatkan SSTM pada posisi tertinggi sepanjang tahun berjalan setelah sempat berada di level terendah 155 pada April lalu.
NIRO juga mencatat lonjakan signifikan dengan kenaikan 57 poin atau 34,97% ke level 220. Saham pengembang ritel ini bergerak stagnan sepanjang sesi di harga yang sama sejak pembukaan hingga penutupan. Volume transaksi mencapai 2,93 juta saham dengan kapitalisasi pasar sekitar Rp4,88 triliun. Posisi harga tersebut menjadi level tertinggi tahun ini setelah sebelumnya berada di titik terendah 120 pada Juli.
HOMI menguat 50 poin atau 13,30% ke level 426. Saham dibuka di harga 376, sempat menyentuh 438, dan ditransaksikan sebanyak 3,28 juta lembar. Kapitalisasi pasar emiten properti ini tercatat sebesar Rp670,95 miliar. Dalam setahun terakhir, HOMI bergerak di rentang harga 179 hingga 496.
AKSI juga melesat 94 poin atau 25% ke level 470. Saham ini dibuka di level yang sama dan sempat menyentuh harga terendah harian 410. Volume perdagangan mencapai 15,15 juta saham dengan nilai kapitalisasi pasar sekitar Rp338,4 miliar. Harga tersebut menjadi level tertinggi sejak awal tahun, setelah sempat turun ke 146 pada April.
Sementara itu, DGNS naik 4 poin atau 2,82% ke level 146. Saham laboratorium ini dibuka di harga 143, menyentuh tertinggi 150 dan terendah 141. Volume transaksi cukup tinggi mencapai 29,3 juta lembar saham dengan kapitalisasi pasar sebesar Rp182,5 miliar.
