STOCKWATCH.ID (TOKYO) – Bursa saham Asia-Pasifik ditutup menguat pada perdagangan Senin (3/11/2025) waktu setempat. Penguatan terjadi meski data manufaktur China menunjukkan perlambatan. Sentimen positif datang dari penguatan Wall Street di akhir pekan lalu yang mendorong minat beli di kawasan Asia.
Mengutip CNBC International, investor di Asia mencermati data aktivitas manufaktur China yang dirilis oleh RatingDog. Indeks manufaktur (PMI) China untuk Oktober tercatat 50,6, di bawah perkiraan ekonom yang disurvei Reuters sebesar 50,9, dan turun dari posisi September di 51,2.
Sementara itu, data resmi dari Biro Statistik Nasional China yang dirilis Jumat sebelumnya menunjukkan aktivitas manufaktur turun ke level terendah dalam enam bulan terakhir di posisi 49,0.
Di Korea Selatan, indeks Kospi melonjak 2,78% ke 4.221,87 dan mencetak rekor tertinggi baru. Kenaikan ini juga menjadi penguatan harian terbesar sejak Juni. Indeks saham berkapitalisasi kecil, Kosdaq, ikut menguat 1,57% menjadi 914,55.
Di Hong Kong, indeks Hang Seng naik 0,97% dan menutup sesi di 26.158,36, mengakhiri tren penurunan tiga hari berturut-turut. Di China daratan, indeks CSI 300 berbalik arah dari pelemahan dan naik 0,27% menjadi 4.653,4, sedangkan indeks Shanghai Composite menguat 0,55% ke level 3.976,52.
Pasar saham India juga ikut menguat. Indeks Nifty 50 naik 0,14% ke 25.763,35, sementara indeks Sensex bergerak mendekati level datar.
Bursa Australia, S&P/ASX 200, ditutup naik 0,15% ke posisi 8.894,8. Bank Sentral Australia (Reserve Bank of Australia/RBA) memulai pertemuan kebijakan moneter dua hari pada Senin. Para ekonom memperkirakan RBA akan menahan suku bunga setelah inflasi kuartal III tercatat lebih tinggi dari perkiraan.
Sementara itu, pasar saham Jepang libur karena hari raya nasional.
