STOCKWATCH.ID (NEW YORK) – Bursa saham Wall Street ditutup menguat pada perdagangan Rabu (5/11/2025) waktu setempat atau Kamis pagi (6/11/2025) WIB. Kenaikan ini terjadi setelah Mahkamah Agung AS mengajukan pertanyaan tajam soal tarif impor era Presiden Donald Trump, yang memunculkan harapan sebagian bea masuk tersebut bisa dibatalkan.
Mengutip CNBC International, indeks Dow Jones Industrial Average (DJIA) di Bursa Efek New York naik 225,76 poin atau 0,48% menjadi 47.311. Indeks S&P 500 (SPX) menguat 24,74 poin atau 0,37% ke level 6.796,29. Sementara itu, indeks komposit Nasdaq (IXIC) yang didominasi saham teknologi, juga mencatat kenaikan 151,16 poin atau 0,65% dan berakhir di 23.499,797.
Para investor menyoroti sidang Mahkamah Agung terkait kewenangan Presiden Donald Trump dalam menetapkan tarif berdasarkan International Emergency Economic Powers Act (IEEPA). Para hakim, baik dari kubu konservatif maupun liberal, menyoroti legalitas kebijakan tarif yang luas tersebut dan meminta penjelasan dari Solicitor General D. John Sauer mengenai dasar hukum keputusan administrasi Trump.
Di pasar prediksi, para pelaku menurunkan taruhan mereka terhadap kemungkinan Mahkamah Agung akan mempertahankan tarif Trump setelah muncul tanda-tanda keraguan dari para hakim. Saham produsen mobil Detroit seperti Ford dan General Motors melonjak lebih dari 2%, sementara produsen alat berat Caterpillar naik sekitar 4%.
“Kami terus melihat perdebatan tentang seberapa efektif kebijakan tersebut,” ujar Phil Blancato, Chief Market Strategist di Osaic. “Saya tidak tahu apakah kita akan mengetahui efek tarif, penyelesaiannya, dan dampak harganya sampai kuartal pertama tahun depan, jadi ini menambah rasa tidak pasti di pasar.”
Selain sentimen dari Mahkamah Agung, saham-saham teknologi berbasis kecerdasan buatan (AI) juga bangkit kembali. Saham Advanced Micro Devices (AMD) sempat dibuka melemah namun berbalik naik setelah laporan keuangan kuartal III-nya melampaui ekspektasi analis. Saham AMD ditutup naik 2,5%.
Saham lain di sektor AI seperti Broadcom dan Micron Technology juga menguat masing-masing sekitar 2% dan 9%, setelah sempat merosot di sesi sebelumnya. Pemain besar AI lainnya, Oracle, ikut pulih dari penurunan sehari sebelumnya.
Namun tidak semua saham AI bergerak positif. Palantir turun lebih dari 1% setelah anjlok 8% pada Selasa, karena kekhawatiran investor terhadap valuasi yang terlalu tinggi. Super Micro Devices juga melemah 11% setelah hasil kuartal fiskalnya mengecewakan, sementara Arista Networks turun hampir 9%.
“Pasar saham saat ini tidak bergerak secara luas,” kata Blancato. “Ada pemenang dan pecundang di sektor AI, dan dengan valuasi yang sudah tinggi, investor perlu lebih selektif dalam menentukan saham AI yang ingin dimasuki.”
“Perdagangan saham AI mulai kehilangan tenaga,” lanjutnya. “Itu masalah yang sedang kita hadapi, dan itu juga alasan kenapa pasar bergerak mendatar.”
Dari sisi ekonomi, investor mendapat kabar positif dari data tenaga kerja ADP payrolls dan survei ISM jasa yang lebih baik dari perkiraan. Data ini menunjukkan ekonomi AS masih kuat, meskipun sebagian investor khawatir hasil tersebut bisa menekan ekspektasi terhadap pemangkasan suku bunga oleh The Fed pada Desember.
“Data ADP pagi ini menunjukkan pasar tenaga kerja AS masih sangat kuat,” ucap Blancato. “Kadang kita lupa bahwa pasar tenaga kerja yang kuat berarti ekonomi tidak sedang menuju resesi. Ini sinyal positif bagi ekonomi AS saat ini, meskipun valuasi saham sudah tinggi. Jadi, tanpa pemicu besar, saya tidak melihat pasar akan naik jauh lebih tinggi, tapi saya juga tidak melihat penurunan besar akan terjadi.”
