Senin, November 3, 2025
30.2 C
Jakarta

BEI Protes Rencana MSCI Ubah Cara Hitung Free Float Emiten di Indonesia, Siap Kirim Surat Klarifikasi!

STOCKWATCH.ID (JAKARTA) – Morgan Stanley Capital International (MSCI) tengah mengkaji rencana penggunaan data dari Kustodian Sentral Efek Indonesia (KSEI) untuk menghitung porsi saham publik atau free float emiten di Bursa Efek Indonesia (BEI). Langkah ini menjadi bagian dari upaya MSCI memperkuat akurasi perhitungan kepemilikan saham publik di pasar modal Indonesia.

Free float adalah bagian saham yang dimiliki oleh masyarakat umum dan diperdagangkan di pasar. Saham ini tidak termasuk milik pemegang saham pengendali, pemegang saham mayoritas, komisaris, direksi, maupun karyawan perusahaan.

Dalam usulan metodologinya, MSCI berencana menggunakan laporan “Monthly Holding Composition Report” dari KSEI sebagai referensi tambahan. Laporan ini berisi data kepemilikan saham berdasarkan berbagai klasifikasi investor.

MSCI mengajukan dua skenario perhitungan. Pertama, mengambil nilai terendah antara free float yang dilaporkan emiten dan free float yang dihitung berdasarkan data KSEI, dengan klasifikasi “script”, “korporasi”, dan “others” sebagai non-free float. Kedua, menggunakan data KSEI dengan klasifikasi lebih ketat, di mana pemegang saham yang biasanya masuk kategori “others” akan dikategorikan sebagai non-free float. Pendekatan ini dinilai lebih konservatif dan dianggap mencerminkan kondisi kepemilikan saham secara lebih realistis.

Saat ini, MSCI masih dalam tahap konsultasi dan membuka kesempatan bagi pelaku pasar di Indonesia untuk memberikan masukan hingga akhir Desember 2025. Hasil konsultasi dijadwalkan diumumkan sebelum 30 Januari 2026. Jika disetujui, metode baru ini akan diterapkan pada proses index review MSCI pada Mei 2026.

Menanggapi hal ini, Irvan Susandy, Direktur Perdagangan dan Pengaturan Anggota Bursa BEI menegaskan bahwa pihaknya akan mengirim surat ke MSCI untuk meminta klarifikasi. Langkah ini dilakukan lantaran release MSCI terkait free float dianggap kurang tepat oleh BEI dan beberapa perusahaan tercatat.

“Iya,” ujar Irvan, di Jakarta, Senin (3/11/2025) saat ditanya soal rencana pertemuan dengan MSCI.

Irvan menambahkan, hingga saat ini pertemuan dengan MSCI belum dilakukan. “Belum. Kita mau kirim surat ke MSCI. Dan saya denger juga beberapa perusahaan tercatat yang udah masuk di MSCI. Sudah mengirimkan surat keberatan terhadap release reportnya,” jelasnya.

Release terakhir MSCI disebut Irvan berisi penyesuaian free float. BEI, bersama Self-Regulatory Organization (SRO) termasuk KSEI, akan mengirim surat untuk menjelaskan beberapa hal dan menyatakan exclusion ini kurang tepat menurut BEI.

Ditanya soal benchmarking dengan bursa negara lain, Irvan menjelaskan, aturan MSCI ini hanya berlaku untuk Indonesia. “Kalau lihat release-nya MSCI kan nggak. Itu hanya berlaku untuk Indonesia yang untuk free float ya,” ungkapnya.

Sebab perbedaan perlakuan ini belum diketahui secara pasti. BEI akan menjelaskan data free float yang dimiliki, termasuk versi free float yang dirilis KSEI serta pengumuman free float dari masing-masing emiten di BEI.

Irvan menjelaskan mekanisme perhitungan free float dan kondisi free float di Indonesia. “Pertama bagaimana kita menghitung free float. Yang kedua seperti apa kondisi free float kita. Mungkin kita akan jelaskan di dalam. Kan dia bilang corporate dan others ya. Corporate dan others sebenarnya cover-nya investor jenis seperti apa,” jelasnya.

Menurut review sementara BEI, investor yang masuk kategori corporate justru memiliki jumlah saham free float lebih banyak dibanding non free float. “Non free float-nya dibuat di atas 5%. Demikian juga others, mungkin hampir semuanya investor others adalah free float pemegang sahamnya. Jadi ini menurut kita kita harus infokan dan luruskan ke MSCI,” tambah Irvan.

Soal arahan dari OJK, Irvan mengatakan BEI telah melakukan diskusi. “Kita ada diskusi dengan OJK mengenai hal itu,” katanya.

Rencana pengiriman surat ke MSCI ditargetkan minggu ini atau awal minggu depan. Pertemuan tatap muka akan diatur setelah surat dikirim. “Yang penting suratnya kita kirim dulu deh. Jadi saya dengar beberapa emiten akan kirim surat keberatan ke MSCI,” pungkas Irvan.

- Advertisement -

Artikel Terkait

Menkeu dan BEI Kompak Yakin IHSG Bisa Tembus 9.000 Akhir 2025, Ini Alasannya!

STOCKWATCH.ID (JAKARTA) – Menteri Keuangan, Purbaya Yudhi Sadewa, optimistis...

RMK Energy dan SKK Migas Kerjasama Kelola Lahan Medco, Tuntaskan Akses Jalan Tambang

STOCKWATCH.ID (JAKARTA) - PT RMK Energy Tbk (RMKE) melalui anak...

Kinerja Solid! Avia Avian (AVIA) Siap Tebar Dividen Interim Rp11 per Saham

STOCKWATCH.ID (JAKARTA) - Manajemen PT Avia Avian Tbk (AVIA) berencana  membagikan...

TINGGALKAN KOMENTAR

Silakan masukkan komentar anda!
Silakan masukkan nama Anda di sini

Populer 7 Hari

Berita Terbaru