Minggu, Agustus 10, 2025
29.4 C
Jakarta

BPS: Juli 2023, Neraca Perdagangan Surplus US$1,31 Miliar

STOCKWATCH.ID (JAKARTA) – Badan Pusat Statistik (BPS) mengumumkan, neraca perdagangan Indonesia mengalami surplus US$1,31 miliar pada Juli 2023. Surplus ini berasal dari sektor nonmigas US$3,22 miliar, tetapi tereduksi oleh defisit sektor migas senilai US$1,91 miliar. Nilai ekspor Indonesia pada Juli 2023 mencapai US$20,88 miliar, sementara impor sebesar US$19,57 miliar.

Menurut siaran pers BPS di Jakarta, dikutip Selasa (15/8), ekspor nonmigas Indonesia pada Juli 2023 mencapai US$19,65 miliar, naik 1,62% dari bulan Juni 2023, dan turun 18,74% jika dibandingkan dengan nilai ekspor nonmigas pada Juli 2022.

Secara kumulatif, nilai ekspor Indonesia pada Januari-Juli 2023 mencapai US$149,53 miliar, turun 10,27% dibanding periode sama tahun 2022, sementara eskpor non migas mencapai US$140,47 miliar atau turun 10,76%.

Peningkatan terbesar ekspor nonmigas pada Juli 2023 dibandingkan Juni 2023 terjadi pada komoditas nikel dan barang daripadanya sebesar US$175,6 juta (43,29%). Sedangkan penurunan terbesar terjadi pada bahan bakar mineral sebesar US$234,3 juta (6,93%).

Menurut sektor, ekspor nonmigas hasil industri pengolahan Januari-Juli 2023 turun 10,02% dibanding periode sama tahun 2022, demikian juga ekspor hasil pertanian, kehutanan dan perikanan turun 3,40%, sedangkan eskpor hasil pertambangan dan lainnya turun 13,78%.

Ekspor nonmigas Juli 2023 terbesar adalah ke Tiongkok, yaitu US$4,93 miliar, disusul Amerika Serikat US$2,03 miliar dan India US$1,82 miliar. Sementara ekspor ke ASEAN dan Uni Eropa masing-masing US$3,60 miliar dan US$1,27 miliar.

Sementara itu, nilai impor Indonesia pada Juli 2023 mencapai US$19,57 miliar, naik 14,10% dibandingkan Juni 2023, atau turun 8,32% jika dibandingkan dengan Juli 2022.

Menurut siaran BPS tersebut, impor nonmigas Juli 2023 mencapai US$16,44 miliar, naik 10,10% dibandingkan Juni 2023, atau turun 2,69% dibandingkan Juli 2022.

Adapun nilai impor migas pada Juli 2023 sebesar US$3,13 miliar, naik 40,94% dibandingkan Juni 2023, atau turun 29,70% dibandingkan Juli 2022.

Peningkatan impor golongan barang nonmigas terbesar pada Juli 2023 dibandingkan Juni 2023 adalah mesin/peralatan elektrik dan bagiannya sebesar US$341,6 juta (17,33%). Sementara penurunan terbesar adalah ampas dan industri makanan sebesar US$126 juta (27,91%).

Tiga negara importir nonmigas terbesar ke Indonesia selama Januari-Juli 2023 adalah Tiongkok senilai US$35,53 miliar, Jepang US$9,65 miliar, dan Thailand US$6,16 miliar. Adapun impor nonmigas dari ASEAN senilai US$17,89 miliar dan Uni Eropa US$8,44 miliar.

Sementara menurut golongan penggunaan barang, nilai impor pada Januari-Juli 2023 dibanding periode yang sama tahun 2022, terjadi peningkatan pada golongan barang modal senilai US$2.879,1 juta (14,71%) dan barang konsumsi US$709,8 juta (6,36%), sementara impor bahan baku/penolong turun US$12.820,2 juta (12%).

Artikel Terkait

BI, Uang Primer Adjusted Juli 2025 Tumbuh 7% Jadi Rp1.925,4 Triliun

STOCKWATCH.ID (JAKARTA) – Bank Indonesia (BI) mengumumkan, Uang Primer...

Cadangan Devisa Juli 2025 Cercatat US$152 Miliar, Turun 0,4%

STOCKWATCH.ID (JAKARTA) – Bank Indonesia (BI) mengumumkan, posisi cadangan...

Pertumbuhan Ekonomi RI Kalah Tipis dari Vietnam, Unggul dari AS dan Korsel!

STOCKWATCH.ID (JAKARTA) - Ekonomi Indonesia tumbuh 5,12% secara tahunan...

TINGGALKAN KOMENTAR

Silakan masukkan komentar anda!
Silakan masukkan nama Anda di sini

Populer 7 Hari

Berita Terbaru