STOCKWATCH.ID (JAKARTA) – PT. Bank Rakyat Indonesia (Persero) Tbk (BBRI) atau BRI berhasil memperoleh laba yang mengesankan sebesar Rp60,4 triliun pada 2023. Aset Perseroan tercatat mengalami pertumbuhan mencapai 5,3% year on year (YoY), menjadi Rp1.965,0 triliun.
Direktur Utama BRI, Sunarso, menyatakan bahwa laba yang diperoleh BRI merupakan hak pemegang saham. “Ini adalah bukti nyata bahwa perusahaan BUMN dapat secara simultan menjalankan peran economic dan social value secara bersamaan,” ujarnnya, dalam keterangan resmi di Jakarta, Rabu (31/1/2023).
Penopang utama kinerja BRI adalah penyaluran kredit yang tumbuh double digit, dengan fokus pada kualitas kredit yang terjaga dan penghimpunan Dana Pihak Ketiga (DPK) yang memadai, terutama dana murah (CASA).
Hingga akhir tahun 2023, BRI mampu mendorong penyaluran kredit tumbuh 11,2% yoy menjadi Rp1.266,4 triliun. Pencapaian ini tercatat lebih tinggi dibandingkan dengan penyaluran kredit industri perbankan nasional yang sebesar 10,4% yoy di
sepanjang tahun 2023.
Apabila dirinci, seluruh segmen pinjaman BRI tercatat tumbuh positif, segmen mikro tercatat tumbuh 10,9% yoy menjadi Rp611,2 triliun, segmen konsumer tumbuh 13,4% yoy menjadi Rp190,0 triliun, segmen kecil dan menengah tumbuh 8,6% yoy menjadi Rp267,5 triliun dan segmen korporasi tumbuh 13,8% yoy menjadi Rp197,7 triliun.
UMKM BRI mencapai 84,4% dari total penyaluran kredit BRI atau setara Rp1.068,7 triliun. Keberhasilan BRI dalam meningkatkan portofolio kredit UMKM tak terlepas dari akselerasi sumber pertumbuhan baru melalui integrasi ekosistem ultra mikro, dimana hingga akhir Desember 2023 jumlah nasabah holding ultra mikro tercatat mencapai 37,3 juta peminjam. Keberhasilan BRI Group mengintegrasikan nasabah di segmen ultra mikro tersebut berdampak terhadap penurunan jumlah nasabah yang belum mendapatkan akses keuangan formal.
Keberhasilan holding ultra mikro tersebut juga dibagikan Sunarso di World Economic Forum 2024. Salah satunya adalah pemberdayaan pelaku usaha wanita di segmen ultra mikro oleh PNM yang mampu menyalurkan Rp41,6 triliun kepada 15 juta pelaku usaha wanita melalui PNM Mekaar.
BRI sukses menjaga kualitas kredit tercermin dari NPL yang terkendali di level 2,95%. Sementara Loan at Risk (LAR) menurun signifikan dibandingkan dengan masa puncak pandemi COVID-19.
Dari sisi penghimpunan dana, BRI berhasil menghimpun DPK sebesar Rp1.358,3 triliun atau tumbuh 3,9% YoY, dengan dana murah (CASA) masih mendominasi.
Di tengah kondisi likuiditas yang ketat, BRI berhasil menjaga rasio likuiditas dan kecukupan modal di level yang memadai, memberikan ruang untuk pertumbuhan lebih lanjut.
Dengan capaian ini, BRI terus menjalankan perannya sebagai agen pembangunan dan menciptakan nilai baik secara ekonomi maupun sosial bagi masyarakat Indonesia.