STOCKWATCH.ID (TOKYO) – Bursa saham Asia-Pasifik kembali bergejolak pada penutupan perdagangan Jumat sore (11/4/2025) waktu setempat. Kekhawatiran soal perang dagang antara Amerika Serikat dan China bikin para investor ramai-ramai jual saham.
Mengutip CNBC International, indeks Nikkei 225 Jepang jadi yang paling terpukul. Indeks ini ambles 2,96% dan ditutup di level 33.585,58. Indeks Topix juga turun 2,85% ke 2.466,91.
Sementara itu, indeks Kospi di Korea Selatan melemah 0,5% ke 2.432,72. Namun, indeks Kosdaq justru naik 2,02% ke 695,59.
Di Australia, indeks S&P/ASX 200 juga melemah 0,82% dan ditutup di 7.646,5.
Berbeda dengan negara-negara tersebut, pasar saham di Hong Kong dan China justru menguat. Indeks Hang Seng naik 1,13% ke 20.914,69 dan CSI 300 naik 0,41% ke 3.750,52. Indeks Shanghai Composite juga menguat 0,45% ke 3.238,23.
Kondisi ini terjadi setelah bursa Wall Street di AS kembali melemah tajam. Kekhawatiran para pelaku pasar meningkat setelah Presiden AS, Donald Trump, mengumumkan pembatalan sementara tarif baru selama 90 hari.
Namun, keputusan ini justru bikin bingung. Investor masih khawatir karena belum ada kepastian soal hasil negosiasi dagang dengan China.
“Perpanjangan waktu ini tidak menghilangkan ketidakpastian,” tulis analis ANZ dalam catatannya. “Masih ada keraguan terhadap hasil negosiasi dagang, dan ini akan terus menekan investasi dan prospek pertumbuhan ekonomi.”
Yang bikin ngeri lagi, Gedung Putih menyebut bahwa total tarif kumulatif untuk barang-barang dari China kini mencapai 145%. Jumlah ini berasal dari tarif baru sebesar 125% ditambah tarif lama 20% yang sebelumnya diberlakukan terkait krisis fentanyl.