STOCKWATCH.ID (NEWYORK) – Harga minyak mentah dunia kembali tertekan pada penutupan perdagangan Senin (10/3/2025) waktu setempat atau Selasa pagi (11/3/2025) WIB. Penurunan ini terjadi di tengah ketidakpastian kebijakan tarif di Amerika Serikat. Pada perdagangan Senin, harga minyak turun 1% akibat peningkatan produksi OPEC+, meskipun ancaman sanksi terhadap Iran membatasi penurunan lebih lanjut.
Mengutip CNBC International, harga minyak mentah berjangka Brent, turun 1% ke US$69,65 per barel pada pukul 18.00 GMT, di London ICE Futures Exchange.
Adapun harga minyak mentah West Texas Intermediate (WTI) merosot menjadi US$66,39 per barel, di New York Mercantile Exchange. Penurunan ini memperpanjang tren negatif WTI hingga tujuh minggu berturut-turut—rentetan terburuk sejak November 2023.
Kebijakan tarif Presiden AS Donald Trump menjadi sorotan utama. Trump sempat menaikkan tarif pada Kanada, Meksiko, dan China, lalu menunda beberapa kebijakan, memicu gejolak di pasar. “Pasar masih tegang, dan banyak ketidakpastian yang harus diproses,” kata John Kilduff dari Again Capital.
Ancaman sanksi terhadap Iran dan Rusia menjadi faktor penopang harga dalam jangka pendek. Namun, analis PVM Tamas Varga menilai lonjakan harga yang terjadi kemungkinan hanya sementara.
Selain itu, OPEC+ telah sepakat meningkatkan produksi mulai April, meski keputusan ini bisa berubah jika pasar bergejolak. Sementara itu, AS dikabarkan mempertimbangkan pelonggaran sanksi energi terhadap Rusia jika Moskow bersedia mengakhiri perang di Ukraina.