STOCKWATCH.ID (TOKYO) – Bursa saham Asia-Pasifik ditutup bervariasi pada akhir perdagangan Rabu (27/8/2025) waktu setempat. Investor masih memantau data laba industri di China dan perkembangan tarif dagang Amerika Serikat terhadap India.
Mengutip CNBC International, data resmi menunjukkan laba industri China turun 1,5% pada Juli dibandingkan tahun lalu. Meski masih negatif, angka ini dianggap sebagai pemulihan setelah sebelumnya mengalami penurunan lebih dalam.
Di sisi lain, tarif sekunder AS terhadap India resmi berlaku. Tarif tambahan 25% membuat total beban ekspor India ke AS mencapai 50%. Pasar saham India sendiri libur karena hari besar nasional.
Di Jepang, indeks Nikkei 225 ditutup naik tipis 0,3% di level 42.520,27. Saham Nikon Corporation melonjak lebih dari 20% setelah Bloomberg melaporkan EssilorLuxottica, produsen kacamata Ray-Ban, mempertimbangkan menambah kepemilikan saham di Nikon. Indeks Topix berakhir mendatar di 3.069,74.
Pasar Korea Selatan juga bergerak positif. Indeks Kospi menguat 0,25% ke 3.187,16, sementara Kosdaq nyaris tidak berubah di 801,72.
Di Australia, indeks S&P/ASX 200 naik 0,28% ke 8.960,5.
Namun, pergerakan berbeda terjadi di Hong Kong. Indeks Hang Seng turun 1,32% menjadi 25.201,76. Indeks CSI 300 di bursa China daratan melemah 1,49% ke 4.386,13.
Beberapa analis menilai reli saham China belakangan ini berlebihan. “Sentimen menjadi terlalu optimistis,” kata Hao Hong, Managing Partner dan CIO Lotus Asset Management.
Meski begitu, ia menilai masih terlalu dini menyebut pasar sedang membentuk gelembung. “Dengan kondisi likuiditas yang membaik dan sikap dovish The Fed, setiap koreksi cenderung dangkal dan berlangsung singkat,” tambah Hao Hong.
