STOCKWATCH.ID (TOKYO) – Bursa saham Asia tertekan hebat pada penutupan perdagangan hari Kamis sore (21/11/2024) waktu setempat. Laporan keuangan Nvidia yang luar biasa tak mampu mengangkat sentimen. Justru, sektor teknologi menjadi salah satu yang paling terpukul.
Mengutip CNBC International, Nvidia mencatat lonjakan pendapatan kuartal ketiga sebesar 94% secara tahunan. Angka ini mencapai US$35,08 miliar. Laba bersihnya juga naik tajam menjadi US$19,3 miliar dari US$9,24 miliar tahun lalu.
Namun, pertumbuhan itu masih lebih rendah dibandingkan tiga kuartal sebelumnya. Pada periode sebelumnya, kenaikannya mencapai 122%, 262%, dan 265%.
Meski mencetak rekor, saham Nvidia melemah 1% di Wall Street sebelum laporan ini dirilis. Tekanan tersebut turut menyeret pasar saham di Asia.
Di India, saham Grup Adani anjlok tajam. Gautam Adani, pemilik perusahaan ini, dituduh terlibat skandal suap dan penipuan di pengadilan New York.
Saham Adani Enterprises jatuh 19%. Adani Green Energy merosot 18,09%, dan Adani Power turun 10,5%. Adani Ports dan Adani Wilmar masing-masing kehilangan 15% dan 10%.
“Kasus Adani membuat kepercayaan pasar anjlok. Investor menjadi sangat berhati-hati,” ujar seorang analis.
Pasar Jepang juga tertekan. Indeks Nikkei 225 melemah 0,85% ke 38.026,17. Topix turun 0,54% ke 2.682,81. Saham Advantest, mitra Nvidia, kehilangan 1,6%.
Di Korea Selatan, indeks Kospi turun tipis 0,07% ke 2.480,63. Kosdaq melemah 0,33% ke 680,67. Saham SK Hynix turun 1,06%, meski Samsung Electronics justru naik 1,99%.
Hong Kong dan Australia turut melemah. Indeks Hang Seng turun 0,32%. Sementara itu, S&P/ASX 200 di Australia hanya turun tipis 0,04%. Pasar saham Tiongkok daratan sedikit lebih stabil, dengan CSI300 naik 0,09%.
Investor kini mencermati dampak laporan Nvidia dan kasus Adani. Akankah pasar mampu bangkit? Semua bergantung pada langkah global berikutnya.