STOCKWATCH.ID (LONDON) – Pasar saham Eropa mengalami tekanan hebat pada penutupan perdagangan Jumat (20/9/2024) waktu setempat. Investor di bursa Eropa terkejut dengan perubahan cepat sentimen pasar, terutama setelah pekan yang penuh dengan keputusan suku bunga dari berbagai bank sentral.
Mengutip CNBC International, indeks Stoxx 600, yang melacak kinerja saham-saham di seluruh Eropa, tercatat turun 1,45%. Sebelumnya, indeks ini sempat menguat 1,4% berkat keputusan Bank of England dan Norges Bank yang menahan suku bunga. Namun, setelah investor mulai memahami dampak kebijakan berbeda dari berbagai bank sentral, pasar kembali melemah.
Sektor teknologi menjadi yang paling terpuruk dengan penurunan 2,96%. Sektor pertambangan juga tidak luput dari koreksi, turun 2,6%. Yang paling parah adalah sektor otomotif yang anjlok 3,6%. Saham Mercedes bahkan sempat jatuh lebih dari 8% sebelum akhirnya mengurangi sedikit kerugian.
Mercedes mengumumkan harus memangkas panduan pendapatannya untuk tahun 2024. Hal ini dipicu oleh melemahnya permintaan dari China, yang merupakan pasar utama bagi produsen mobil Eropa. Saham Volvo dan Stellantis juga tertekan, ikut turun bersama Mercedes.
Tak hanya sektor otomotif yang terkena imbas, saham perusahaan fashion asal Inggris, Burberry, juga merosot. Setelah mendapat downgrade dari Jefferies, saham Burberry turun 3,5%. Kondisi Burberry semakin memburuk setelah perusahaan tersebut dikeluarkan dari daftar FTSE 100 karena harga sahamnya terus melemah.
Sementara itu, di pasar Asia-Pasifik, tren yang berbeda terlihat. Saham-saham di kawasan ini justru bergerak positif, mengikuti rekor baru yang dicetak Wall Street. Namun, di Amerika Serikat, saham-saham dibuka lebih rendah pada hari Jumat setelah reli besar sehari sebelumnya.
Di Inggris, ada sedikit kabar positif dari sektor ritel. Penjualan ritel pada bulan Agustus naik 1%, mengalahkan ekspektasi. Data ini dirilis oleh Office for National Statistics dan memberikan sedikit harapan bagi ekonomi Inggris di tengah ketidakpastian global.
Secara keseluruhan, minggu ini menjadi tantangan besar bagi investor Eropa. Pasar terus dibayangi oleh kebijakan moneter global yang tidak pasti serta kekhawatiran akan perlambatan ekonomi, terutama dari China yang berdampak langsung pada sektor otomotif dan industri lainnya.
“Investor mulai cemas dengan kebijakan yang tidak sinkron dari bank sentral di seluruh dunia,” ungkap seorang analis pasar. Sentimen ini semakin memperburuk kondisi pasar saham di Eropa yang sudah lemah sejak awal pekan.