STOCKWATCH.ID (LONDON) – Bursa saham Eropa ditutup melemah pada perdagangan Jumat (21/11/2025) waktu setempat. Sentimen pasar terganggu volatilitas global yang dipicu tekanan besar pada saham teknologi Amerika Serikat.
Mengutip CNBC International, indeks Stoxx Europe 600 yang berisi saham-saham utama di Eropa turun 0,33% ke 562,10. Mayoritas bursa utama bergerak di zona merah. CAC 40 naik tipis 0,02% ke 7.982,65. FTSE MIB turun 0,60% ke 42.661,67. FTSE 100 menguat 0,13% ke 9.539,71. DAX melemah 0,80% ke 23.091,87. IBEX 35 turun 1,04% ke 15.821,90.
Pasar global bergerak liar sepanjang pekan. Kekhawatiran soal valuasi saham berteknologi kecerdasan buatan menjadi pemicu. Laporan kinerja Nvidia sempat mengangkat reli, namun sentimen itu cepat hilang setelah saham-saham Wall Street kembali turun. Saham chip Asia ikut melemah, sementara kontrak berjangka AS justru bergerak naik.
Tekanan besar muncul pada saham teknologi Eropa. BE Semiconductor anjlok 5,6%. ASMI turun 4,6%. ASML melemah 6,3%. Indeks Stoxx Europe Technology jatuh 2,3% dan menyentuh level terendah sejak 16 September.
Sentimen Eropa juga terpengaruh isu geopolitik. Reuters melaporkan ada pembahasan awal antara Amerika Serikat dan Rusia terkait kemungkinan kesepakatan damai untuk Ukraina. Proposal itu mencakup tuntutan agar Kyiv menyerahkan seluruh wilayah Donbas dan mengurangi kekuatan militernya.
Presiden Ukraina Volodymyr Zelenskyy merespons dalam pernyataan di Telegram. Ia menegaskan Ukraina menginginkan perdamaian yang nyata dengan syarat yang menghormati kemerdekaan, kedaulatan, dan martabat rakyatnya. Ia menambahkan timnya akan bekerja menelaah proposal tersebut.
Saham pertahanan Eropa ikut tertekan. Indeks Stoxx Europe Aerospace and Defense turun 2,1% dan mencatat penurunan harian terdalam dalam sebulan. Saham Renk melemah 8,4%. Rheinmetall turun 7,2%. Hensoldt jatuh 6,6%.
Pelaku pasar global juga menunggu laporan nonfarm payrolls Amerika Serikat yang tertunda akibat penghentian sementara operasional pemerintah. Data itu memberi sinyal campuran tentang pasar tenaga kerja dan menekan ekspektasi pemangkasan suku bunga The Federal Reserve pada Desember.
Di Inggris, imbal hasil obligasi pemerintah turun. Penurunan terjadi setelah data menunjukkan sentimen konsumen dan penjualan ritel melemah menjelang pengumuman Autumn Budget pekan depan. Imbal hasil gilt tenor 10 tahun turun hampir 4 basis poin ke 4,552%.
