STOCKWATCH.ID (LONDON) – Bursa Saham Eropa menutup perdagangan hari Rabu (25/9/2024) waktu setempat dengan hasil mengecewakan. Setelah sesi perdagangan yang penuh gejolak, sebagian besar indeks saham Eropa mengalami penurunan tipis. Sentimen negatif muncul setelah efek stimulus dari China yang awalnya mengangkat pasar mulai memudar.
Mengutip CNBC International, indeks Stoxx 600, yang memantau kinerja saham-saham di seluruh Eropa, mencatat penurunan 0,11%. Sektor perbankan menjadi salah satu yang paling terpukul dengan indeks bank Eropa merosot 0,73%. Salah satu saham yang jadi sorotan adalah UniCredit, bank asal Milan, yang memperbesar kepemilikannya di Commerzbank, bank terbesar kedua di Jerman.
UniCredit baru saja meningkatkan kepemilikan sahamnya di Commerzbank hingga 21% dan berniat untuk menambah hingga 29,9%. Langkah ini menyusul aksi mereka sebelumnya pada awal bulan ini yang membeli 9% saham Commerzbank. Meski begitu, saham Commerzbank justru menguat 0,82% di hari yang sama. Hal ini didukung oleh pengumuman bahwa Bettina Orlopp akan segera menjabat sebagai CEO Commerzbank.
Tidak hanya itu, saham Valmet, perusahaan teknik asal Finlandia, melonjak hampir 12%. Lonjakan ini terjadi setelah Valmet menerima pesanan senilai 1 miliar euro (US$1,1 miliar) dari sebuah pabrik pulp di Brasil. Kabar ini membawa angin segar di tengah tekanan sektor lain.
Di sisi lain, saham SAP, perusahaan pengembang perangkat lunak asal Jerman, terpuruk setelah Bloomberg melaporkan bahwa SAP sedang diselidiki di Amerika Serikat terkait dugaan penetapan harga. Akibat kabar ini, saham SAP turun 2,4%.
Riksbank, bank sentral Swedia, juga membuat kejutan dengan memotong suku bunga sebesar 25 basis poin menjadi 3,25%. Mereka memberi sinyal adanya kemungkinan pemotongan lebih lanjut pada dua pertemuan kebijakan moneter yang tersisa tahun ini. Langkah ini diambil di tengah perlambatan ekonomi yang sedang dihadapi Swedia.
Dari Inggris, kabar baik datang dari Organisasi Kerjasama dan Pembangunan Ekonomi (OECD) yang berbasis di Paris. OECD menaikkan proyeksi pertumbuhan ekonomi Inggris, memperkirakan ekonomi negara tersebut akan tumbuh 1,1% tahun ini dan 1,2% tahun depan. Meski awalnya memberikan dorongan pada indeks FTSE 100 yang sempat naik 0,3%, akhirnya indeks tersebut ditutup di zona merah.