STOCKWATCH.ID (LONDON) – Bursa Saham Eropa ditutup dengan hasil yang beragam pada Rabu (11/9/2024) waktu setempat. Investor di seluruh dunia masih mencermati data inflasi terbaru dari Amerika Serikat yang berdampak besar pada pergerakan pasar global.
Mengutip CNBC International, Indeks regional Stoxx 600, yang melacak kinerja saham-saham di seluruh Eropa, hanya mencatat kenaikan tipis 0,02%. Padahal, indeks sempat naik di awal perdagangan, namun kemudian turun lagi sebelum berhasil memangkas sebagian kerugian.
Di antara bursa utama Eropa, FTSE 100 di Inggris dan CAC di Prancis sedikit melemah, sementara indeks DAX di Jerman berhasil mengalami kenaikan. Saham-saham sektor industri dan barang konsumsi terpantau turun masing-masing 0,4%, sedangkan saham teknologi justru mencetak kenaikan 1,21%. Sektor ritel juga mengalami peningkatan, terutama didorong oleh lonjakan saham Inditex, rumah mode asal Spanyol, yang naik 4,5% setelah melaporkan peningkatan penjualan.
Namun, saham Rentokil mengalami nasib sebaliknya. Saham perusahaan pengendalian hama ini anjlok hingga 20%, menyusul laporan penjualan di Amerika Utara yang jauh di bawah ekspektasi.
Sementara itu, data ekonomi dari Inggris menunjukkan bahwa ekonomi negara tersebut stagnan pada Juli, berlawanan dengan prediksi analis yang memperkirakan pertumbuhan sebesar 0,2%.
Para pelaku pasar kini menantikan dua laporan ekonomi penting dari Amerika Serikat, yakni indeks harga konsumen (CPI) dan indeks harga produsen (PPI) yang dirilis pekan ini. Data ini dianggap krusial menjelang pertemuan Federal Reserve pada 17-18 September, di mana banyak yang berharap suku bunga akan dipotong untuk meredakan kekhawatiran perlambatan ekonomi AS.
Di tengah ketidakpastian ini, data inflasi AS untuk Agustus menunjukkan kenaikan harga sebesar 0,2% dari bulan sebelumnya, dan inflasi tahunan mencapai 2,5%. Inflasi inti, yang tidak mencakup makanan dan energi, naik 0,3%, lebih tinggi dari yang diharapkan. Akibatnya, optimisme akan adanya pemotongan suku bunga besar dari Federal Reserve semakin berkurang.
“Data inflasi ini lebih tinggi dari ekspektasi, dan ini mengecewakan pasar yang berharap adanya pemotongan suku bunga besar,” ujar seorang analis pasar.