STOCKWATCH.ID (LONDON) – Bursa saham Eropa berhasil ditutup menguat tipis pada penutupan perdagangan Selasa (25/2/2025) waktu setempat.
Mengutip CNBC International, indeks Stoxx 600, yang mencakup saham-saham di seluruh Eropa naik 0.15%, meski sempat mencatat level tertinggi di awal perdagangan sebelum akhirnya melandai.
Saham BAE Systems jadi bintang utama dengan lonjakan 4.7%. Perusahaan pertahanan terbesar Inggris itu mendapat dorongan dari janji Perdana Menteri Keir Starmer untuk menaikkan anggaran pertahanan sebesar £13.4 miliar per tahun mulai 2027.
Dalam pidatonya di parlemen, Starmer menegaskan anggaran pertahanan Inggris akan dinaikkan menjadi 2.5% dari PDB pada 2027. Ini disebut sebagai peningkatan belanja militer terbesar sejak Perang Dingin.
Analis dari Quilter Cheviot, Matt Dorset, menyebut BAE Systems sebagai pihak yang paling diuntungkan. Pasalnya, 26% dari total penjualan perusahaan ini berasal dari Inggris. Selain itu, saham Qinetiq, Babcock, dan Chemring juga layak diperhatikan.
Di sektor farmasi, saham Novo Nordisk naik 3%. Sentimen positif datang setelah perusahaan telehealth AS, Hims & Hers, menyatakan akan berhenti menjual semaglutide versi generik, yang selama ini menjadi pesaing produk obat penurun berat badan Novo Nordisk, seperti Ozempic dan Wegovy.
Saham Smith & Nephew juga mencuri perhatian dengan lonjakan 6%. Perusahaan alat kesehatan ini melaporkan kenaikan pendapatan 4.7% secara tahunan di 2024, berkat strategi “12-point plan” yang dianggap sukses mendorong pertumbuhan. Untuk 2025, mereka menargetkan pertumbuhan pendapatan sekitar 5%.
Sementara itu, indeks DAX Jerman sempat naik di awal sesi sebelum akhirnya tergelincir 0.13% pada penutupan. Hasil pemilu federal Jerman masih jadi sorotan, di mana aliansi konservatif CDU/CSU meraih suara terbanyak. Friedrich Merz kini bersiap menggantikan Olaf Scholz sebagai kanselir Jerman.
Dari sisi global, kebijakan perdagangan Presiden AS Donald Trump ikut memicu kekhawatiran pasar. Ia menegaskan tarif impor dari Kanada dan Meksiko akan tetap diberlakukan setelah masa moratorium 30 hari berakhir. Trump juga mempertegas rencananya untuk menerapkan tarif balasan terhadap negara-negara mitra dagang AS.