Jumat, April 25, 2025
26.7 C
Jakarta

Wall Street Bangkit! Nasdaq Melonjak 2%, Investor Berburu Saham Teknologi

STOCKWATCH.ID (NEWYORK) – Wall Street kembali menguat pada penutupan perdagangan hari Selasa (11/9/2024) waktu setempat atau Kamis pagi (12/9/2024) WIB. Salah satu yang paling mencuri perhatian adalah indeks Nasdaq yang melonjak 2%, membalikkan kerugian tajam sebelumnya. Lonjakan ini terjadi ketika para investor mencerna laporan inflasi AS terbaru yang memengaruhi kebijakan suku bunga Federal Reserve.

Mengutip CNBC International, indeks Dow Jones Industrial Average (DJIA) di Bursa Efek New York, AS berhasil mencatat kenaikan meskipun sempat terjun bebas. Dow Jones bertambah 124,75 poin atau 0,31%, berakhir di 40.861,71 poin. Padahal, di awal perdagangan, indeks ini sempat merosot hingga 743,89 poin.

Tak hanya itu, indeks S&P 500 juga ikut menguat. S&P 500 naik 58,61 poin atau 1,07% menjadi 5.554,13. Ini adalah pertama kalinya sejak Oktober 2022 S&P 500 mencatat penurunan intraday lebih dari 1% tetapi berhasil pulih dan ditutup naik lebih dari 1%.

Bintang utama di pasar saham hari itu adalah indeks Nasdaq. Didominasi oleh saham-saham teknologi, Nasdaq melonjak 369,65 poin atau 2,17% dan ditutup di level 17.395,53. Saham-saham teknologi besar seperti Nvidia melesat 8%, sementara AMD naik hampir 5%. Saham perusahaan semikonduktor yang tergabung dalam VanEck Semiconductor ETF (SMH) juga naik sekitar 5%.

Selain itu, sektor perbankan pun mulai pulih. Saham-saham bank besar seperti JPMorgan Chase dan Goldman Sachs berhasil mencatat kenaikan menjelang penutupan setelah sebelumnya tertekan akibat laporan inflasi.

Pada sesi awal perdagangan, saham sempat terjun setelah laporan inflasi inti — yang tidak memasukkan kategori makanan dan energi — menunjukkan kenaikan lebih tinggi dari perkiraan. Hal ini meruntuhkan harapan para investor untuk pemotongan suku bunga sebesar 50 basis poin oleh Federal Reserve. Namun, pasar masih memperkirakan kemungkinan 85% bahwa bank sentral AS akan memangkas suku bunga sebesar 25 basis poin pada pertemuan bulan ini.

Steve Sosnick, kepala strategi di Interactive Brokers, menyebut bahwa data inflasi secara keseluruhan sebenarnya “tidak terlalu buruk”. Namun, lanjutnya, inflasi inti yang lebih tinggi dari perkiraan “seperti siraman air dingin” bagi pasar yang mengharapkan pemotongan suku bunga yang lebih signifikan.

Sementara itu, indeks volatilitas CBOE sempat naik di atas 20 sebelum turun kembali ke level 18 menjelang penutupan. Bulan September sendiri dikenal sebagai bulan yang sulit bagi pasar saham, dengan rata-rata kerugian S&P 500 lebih dari 1% dalam 10 tahun terakhir.

Artikel Terkait

Pasar Saham Asia Bergerak Beragam, Trump Mulai Lunak Soal Perdagangan dengan China

STOCKWATCH.ID (TOKYO) – Bursa saham Asia-Pasifik ditutup bervariasi pada...

Wall Street Meroket! Dow Naik 400 Poin Gara-Gara Trump Melunak ke China

STOCKWATCH.ID (NEWYORK) – Wall Street menguat pada penutupan perdagangan Rabu...

Pasar Saham Eropa Naik 1,8%, Investor Optimistis Soal Redanya Ketegangan Dagang AS-China

STOCKWATCH.ID (LONDON) – Bursa saham Eropa menguat tajam pada...

TINGGALKAN KOMENTAR

Silakan masukkan komentar anda!
Silakan masukkan nama Anda di sini

Populer 7 Hari

Berita Terbaru

<p>Anda tidak dapat copy content di situs ini</p>