STOCKWATCH.ID (JAKARTA) – PT Bukit Uluwatu Villa Tbk (BUVA) berencana melakukan penambahan modal melalui skema Hak Memesan Efek Terlebih Dahulu (HMETD) atau right issue. Dalam aksi korporasi ini, BUVA akan menerbitkan maksimal 3,6 miliar saham baru. itu setara dengan 17,48% dari total modal yang telah ditempatkan dan disetor penuh Perseroan.
Corporate Secretary BUVA, Rian Fachmi, menjelaskan langkah ini bertujuan memperkuat struktur permodalan perusahaan. “Dana yang diperoleh akan digunakan untuk mendukung proyek-proyek strategis, baik untuk pertumbuhan inorganik seperti akuisisi maupun untuk melunasi kewajiban perseroan,” ujarnya, dalam keterbukaan informasi dikutip Jumat (14/2/2025).
Namun, bagi pemegang saham yang tidak menggunakan haknya dalam right issue ini, ada potensi terdilusi hingga 17,48%. Artinya, porsi kepemilikan mereka di BUVA akan berkurang jika tidak ikut serta dalam aksi ini.
Pelaksanaan right issue ini masih menunggu persetujuan Rapat Umum Pemegang Saham Luar Biasa (RUPSLB) yang dijadwalkan pada 24 Maret 2025. Proses ini juga harus mendapatkan pernyataan efektif dari Otoritas Jasa Keuangan (OJK). Sesuai aturan, BUVA memiliki waktu maksimal 12 bulan sejak RUPSLB untuk merealisasikan aksi korporasi ini.
Terkait penggunaan dana, BUVA menegaskan jika dana hasil right issue digunakan untuk transaksi material, afiliasi, atau yang berpotensi menimbulkan benturan kepentingan, perusahaan akan tetap mematuhi regulasi pasar modal yang berlaku. Rincian penggunaan dana nantinya akan diumumkan dalam prospektus resmi.
Berikut adalah jadwal penting terkait aksi korporasi ini:
- Pengumuman rencana RUPSLB: 13 Februari 2025
- Recording date untuk pemegang saham: 27 Februari 2025
- Pemanggilan RUPSLB: 28 Februari 2025
- Pelaksanaan RUPSLB: 24 Maret 2025
- Pengumuman hasil RUPSLB: 26 Maret 2025
Keputusan di RUPSLB akan sah jika dihadiri dan disetujui oleh lebih dari 50% pemegang saham dengan hak suara. Jika kuorum tidak tercapai, BUVA akan menggelar RUPSLB kedua atau bahkan ketiga sesuai aturan yang berlaku.