STOCKWATCH.ID (WASHINGTON) – Dolar AS melemah pada akhir perdagangan Kamis (13/2/2025) waktu setempat atau Jumat pagi (14/2/2025) WIB. Pelemahan terjadi setelah data inflasi menunjukkan tekanan harga bisa lebih rendah dari perkiraan. Dolar turun lebih dalam usai Gedung Putih memastikan tarif balasan terhadap negara lain tidak akan segera diterapkan.
Mengutip CNBC International, indeks dolar, yang mengukur kekuatan greenback terhadap mata uang utama lainnya, tercatat turun 0,61% ke 107,25, terendah sejak 27 Januari. Euro menguat 0,58% ke US$1,0442 dan sempat menyentuh US$1,0446, tertinggi sejak 30 Januari. Yen Jepang juga naik 1,05% ke 152,8 per dolar.
Laporan indeks harga produsen (PPI) Januari yang dirilis pada hari yang sama menunjukkan inflasi inti berdasarkan Personal Consumption Expenditures (PCE) mungkin lebih rendah dari perkiraan.
Meskipun angka PPI lebih tinggi dari ekspektasi, beberapa komponennya mengindikasikan tekanan inflasi tidak seburuk yang tercermin dalam data Indeks Harga Konsumen (CPI) sehari sebelumnya. Hal ini menimbulkan spekulasi bahwa The Fed tidak akan terlalu agresif dalam mempertahankan suku bunga tinggi.
Para pedagang kini memperkirakan pemangkasan suku bunga sebesar 33 basis poin hingga Desember, naik dari perkiraan 29 basis poin sebelum rilis PPI, tetapi masih di bawah ekspektasi 37 basis poin sebelum data CPI diumumkan.
Pernyataan Presiden AS Donald Trump sempat mengguncang pasar setelah ia mengumumkan rencana mengenakan tarif balasan bagi negara yang menerapkan bea masuk terhadap produk AS. Namun, investor sedikit lega setelah Gedung Putih menegaskan kebijakan ini tidak akan langsung diterapkan.
“Pasar merasa lebih tenang karena pesan dari Trump seperti mengatakan, ‘Kami akan menyerang kalian, tapi tidak hari ini,'” kata Steve Englander dari Standard Chartered Bank.
Mata uang Eropa, termasuk franc Swiss, krona Swedia, dan krone Norwegia, juga menguat di tengah optimisme bahwa Rusia dan Ukraina mungkin mendekati kesepakatan damai. Trump bahkan dikabarkan telah berbicara dengan Presiden Rusia Vladimir Putin dan Presiden Ukraina Volodymyr Zelenskiy mengenai peluang perdamaian.
Poundsterling juga melonjak 0,8% ke US$1,2541 setelah ekonomi Inggris secara tak terduga tumbuh 0,1% pada kuartal terakhir tahun lalu.
Di pasar kripto, Bitcoin turun 2,01% ke US$95.716,98, mencerminkan ketidakpastian investor terhadap kondisi ekonomi global.