Sabtu, Oktober 18, 2025
26 C
Jakarta

Danantara Gaet Qatar, Australia, dan China! Siapkan Investasi Jumbo Buat RI

STOCKWATCH.ID (JAKARTA) – Danantara Indonesia tancap gas membangun kerja sama internasional demi memperkuat pengelolaan aset negara. Sepanjang paruh pertama 2025, perusahaan ini menggandeng tiga sovereign wealth fund (SWF) kelas dunia: Qatar Investment Authority (QIA), Future Fund Australia, dan China Investment Corporation (CIC).

Kolaborasi ini menjadi tonggak penting ekspansi Danantara Indonesia ke panggung investasi global. Kerja sama tersebut menandai pendekatan baru dalam pengelolaan aset negara dengan fokus pada transparansi, mitigasi risiko, dan penciptaan nilai jangka panjang.

Dalam waktu empat bulan sejak berdiri, Danantara Indonesia berhasil mengamankan kemitraan strategis bernilai besar. Potensi nilai dari kolaborasi ini menjadi bukti meningkatnya kepercayaan investor asing terhadap Danantara.

“Bagi Danantara Indonesia, setiap kemitraan bukan sekadar transaksi keuangan, melainkan langkah strategis untuk membangun tata kelola yang setara dengan standar global,” kata Mohamad Al-Arief, Managing Director Global Relations and Governance Danantara Indonesia dalam ketarangan resmi di Jakarta, Senin (14/7/2025).

Kolaborasi pertama terjadi pada 15 April 2025 bersama QIA. Keduanya sepakat membentuk dana investasi bersama senilai US$ 4 miliar. Dana ini akan difokuskan untuk sektor hilirisasi industri, energi terbarukan, dan layanan kesehatan—semua sektor prioritas dalam transformasi ekonomi Indonesia.

Lanjut pada 16 Mei 2025, giliran Future Fund Australia yang resmi menjalin kerja sama dengan Danantara. Pengumuman ini dilakukan di sela Indonesia–Australia Annual Leaders’ Meeting di Jakarta. Future Fund mengelola aset lebih dari AUD 300 miliar.

Pemerintah Australia juga mendukung keanggotaan Danantara Indonesia dalam International Forum of Sovereign Wealth Funds (IFSWF), forum global yang mempromosikan tata kelola dana publik yang kuat dan akuntabel.

Tak berhenti di situ, kerja sama ketiga dijalin dengan CIC pada 25 Mei 2025. CIC merupakan salah satu SWF terbesar di dunia yang mengelola cadangan devisa Tiongkok. Danantara dan CIC sepakat menjajaki pembentukan platform investasi ASEAN–Tiongkok. Fokusnya adalah sektor manufaktur, teknologi, kesehatan, dan barang konsumsi.

“Kolaborasi strategis ini menunjukkan Indonesia tidak hanya menarik sebagai tujuan investasi, tapi juga telah berkembang menjadi mitra pengelola investasi yang dapat dipercaya di panggung global,” ujar Al-Arief.

Ia juga menambahkan, melalui kerja sama ini, Danantara tidak hanya mendapat akses pendanaan lintas negara, tapi juga memperkuat kapabilitas dalam menjalankan tata kelola aset negara. “Ini adalah bagian dari upaya berkelanjutan kami membangun kelembagaan yang kokoh dalam mengelola aset bangsa ini,” ucapnya.

Saat ini, Danantara tengah mempercepat restrukturisasi aset dan BUMN dengan target investasi hingga US$ 5 miliar di 2025. Fokus utama ada di sektor hilirisasi mineral, energi terbarukan, digital, kesehatan, pangan, dan manufaktur.

Danantara juga telah memperoleh pendanaan awal senilai US$ 20 miliar untuk lebih dari 20 proyek prioritas. Selain itu, ditargetkan bisa meraih dividen tahunan sebesar US$ 8 miliar dari portofolio BUMN yang dikelola.

Langkah ini sejalan dengan arahan Presiden untuk menjadikan BUMN sebagai motor pertumbuhan ekonomi nasional. Termasuk dalam upaya konsolidasi terhadap 889 entitas BUMN yang ada saat ini.

Al-Arief menjelaskan Danantara banyak belajar langsung dari institusi pengelola aset dunia soal tata kelola, manajemen risiko, dan strategi alokasi aset. “Kami melakukan benchmarking untuk membangun sistem yang relevan dengan mandat nasional dan tantangan masa depan Indonesia,” tegasnya.

Rangkaian langkah strategis ini mencerminkan transformasi besar yang sedang dijalankan Danantara. Tujuannya adalah membentuk kelembagaan yang adaptif, transparan, dan berorientasi pada hasil.

Dengan pendekatan lintas sektor dan pembelajaran global, Danantara sedang menyiapkan kerangka kerja baru yang lebih terintegrasi dan berdaya saing tinggi dalam pengelolaan aset negara.

Artikel Terkait

Kinerja Pertambangan dan Konstruksi Meningkat, Kegiatan Dunia Usaha Positif di Triwulan III 2025

STOCKWATCH.ID (JAKARTA) – Bank Indonesia (BI) menyampaikan, hasil Survei...

Utang Luar Negeri Indonesia Agustus 2025 Tumbuh 2% Jadi US$431,9 Miliar

STOCKWATCH.ID (JAKARTA) – Bank Indonesia (BI) mengumumkan, posisi Utang...

Defisit APBN Triwulan III 2025 Terjaga di 1,56% PDB, Menkeu Purbaya: Fiskal Tetap Kredibel dan Adaptif

STOCKWATCH.ID (JAKARTA) – Kinerja Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara...

TINGGALKAN KOMENTAR

Silakan masukkan komentar anda!
Silakan masukkan nama Anda di sini

Populer 7 Hari

Berita Terbaru