Sabtu, November 1, 2025
28.9 C
Jakarta

Divisi Bisnis Batu Bara Astra Lesu, Tapi Penjualan Emas Justru Melesat!

STOCKWATCH.ID (JAKARTA) – PT Astra International Tbk (ASII) melaporkan laba bersih sebesar Rp24,47 triliun selama sembilan bulan pertama tahun 2025. Angka ini turun 5% dibandingkan periode yang sama tahun lalu yang mencapai Rp25,85 triliun.

Presiden Direktur Astra International, Djony Bunarto Tjondro, menyampaikan kinerja perusahaan secara keseluruhan masih solid di tengah tekanan penurunan harga batu bara. “Kinerja secara keseluruhan terpengaruh oleh harga batu bara yang lebih rendah, yang sebagian diimbangi oleh kontribusi yang lebih tinggi dari bisnis pertambangan emas, jasa keuangan, agribisnis dan infrastruktur, sementara kinerja otomotif stabil,” ujar Djony dalam keterangan pers di Jakarta, dikutip Sabtu (1/11/2025).

Penurunan terbesar tercatat pada divisi Alat Berat, Pertambangan, Konstruksi dan Energi yang dikelola oleh PT United Tractors Tbk (UNTR). Astra memiliki 59,5% saham di UNTR. Laba bersih dari divisi ini turun 26% menjadi Rp7 triliun.

Pelemahan terjadi karena bisnis jasa penambangan dan pertambangan batu bara tertekan oleh harga komoditas yang lebih rendah. Namun, penurunan ini sebagian tertahan oleh kontribusi bisnis pertambangan emas yang meningkat.

Penjualan alat berat Komatsu naik 10% menjadi 3.700 unit, didorong oleh peningkatan permintaan di semua sektor. Meski begitu, pendapatan dari bisnis suku cadang dan jasa pemeliharaan tercatat sedikit menurun.

Dari sisi operasi tambang, anak usaha penyedia jasa penambangan PT Pamapersada Nusantara mencatatkan volume pengupasan lapisan tanah turun 10% menjadi 829 juta bank cubic metres. Penurunan ini disebabkan oleh curah hujan tinggi serta penurunan stripping ratio di sebagian kontrak pelanggan.

Untuk bisnis batu bara, anak perusahaan UNTR mencatat penjualan sebesar 9,2 juta ton, termasuk 2,8 juta ton batu bara metalurgi. Volume ini meningkat dibandingkan 8 juta ton pada periode yang sama tahun 2024, tetapi pendapatan turun karena harga jual batu bara lebih rendah.

Bisnis pertambangan emas justru mencatat kinerja positif. Penjualan emas naik 8% menjadi 178.000 ons, sementara harga emas meningkat 37%.

Selain itu, bisnis pertambangan nikel UNTR yang dijalankan melalui PT Stargate Pasific Resources dan Nickel Industries Limited (NIC) juga masih berkontribusi pada kinerja perseroan. UNTR memiliki 20,1% saham di NIC dan membukukan bagian pendapatan ekuitas berdasarkan laporan kinerja NIC untuk kuartal terakhir 2024 dan semester pertama 2025.

Meski laba bersih menurun, Astra menilai diversifikasi bisnis di sektor otomotif, pertambangan emas, agribisnis, dan infrastruktur masih menjadi penopang utama di tengah fluktuasi harga batu bara global.

- Advertisement -

Artikel Terkait

Laba Segmen Jasa Keuangan Astra International Tumbuh 8% jadi Rp6,73 Triliun Triwulan III 2025

STOCKWATCH.ID (JAKARTA) – PT Astra International Tbk (ASII) mencatat...

Laba Bisnis Otomotif Astra Tumbuh Tipis, Capai Rp8,8 Triliun di Kuartal III 2025

STOCKWATCH.ID (JAKARTA) – PT Astra International Tbk (ASII) mencatat...

TINGGALKAN KOMENTAR

Silakan masukkan komentar anda!
Silakan masukkan nama Anda di sini

Populer 7 Hari

Berita Terbaru